Selangkah Lagi Menuju Mimpi

Akhirnya satu persatu persiapan untuk pergi selama 6 minggu mendatang mulai bisa di checklist OK. Seperti saya pernah ceritakan disini  , Alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa untuk mengikuti pertukaran profesional di Amerika Serikat, mulai minggu depan.

Kesempatan mengikuti YSEALI PFP ini sungguh sangat berharga, saya akan magang disalah satu instansi disana yang relevan dengan bidang pekerjaan saya dan mendapat pengalaman  hidup dengan budaya lain yang pastinya akan seru..

Berikut beberapa list yang akhirnya bisa di-check OK 🙂

1  . Ijin Kantor

Hal ini jadi yang utama dan pertama sekali yang prioritaskan. Walaupun saya mengajukan aplikasi dengan dasar profesional sebagai ASN dengan aktivitas Perencana di Daerah, aplikasi ini saya ajukan saat masih berstatus kepegawaian di Pemkab Solok. Terhitung 01 April 2017, dan mulai aktif 10 April 2017 lalu, saya pindah tugas secara resmi ke Pemprov Sumbar. Alhamdulillah, niat baik insya Allah selalu dimudahkan. Sejak mulai lapor ke Pimpinan, saya juga menyampaikan perihal kelulusan ini. Sambutan pun sangat positif dan akhirnya saya bisa mengurus Ijin Persetujuan Gubenur dalam beberapa hari, dan sudah diijinkan untuk berangkat senin depan. Untuk ini saya dapat surat tugas pelatihan/pendidikan karena dalam rangka meningkatkan kapasitas juga sebagai ASN khususnya perencana. Yeaaay… Alhamdulillah, absensi aman untuk 6 minggu hehe

2. Ijin Cuti AIMI

Karena saya juga dapat amanah beraktivitas di AIMI, tentu masa 6 minggu bukan waktu yg singkat dan perlu pendelegasian wewenang dan supaya sistem organisasi tetap berjalan. Untuk itu saya mengajukan cuti resmi ke AIMI Pusat, karena akan tidak aktif selama fellowship. Walau AIMI adalah organisasi nirlaba dan sosial, namun saya merasa ini bagian dari bentuk profesionalitas juga dalam berogranisasi dan tanggungjawab moral agar kerja kerja AIMI Sumbar tidak terhambat. Tentu saja hal ini disambut baik juga oleh Mba MND di Pusat, komunikasi seperti ini penting dalam menjalankan organisasi apapun. Selama saya fellowship, AIMI Sumbar akan dipimpin Rani sebagai Plt dan Uni Evi untuk membantu Rani.

3. Visa dan Tiket

Salah satu hal penting untuk bisa melakukan perjalanan Luar Negeri adalah Visa. Alhamdulillah pengurusan sudah dilakukan sejak bulan Maret lalu dan karena kami mendapatkan visa khusus J1 dengan undangan pada program khusus juga, prosesnya tidak terlalu susah. Bahkan tiga hari setelah wawancara sudah bisa diperoleh.

Sedangkan untuk tiket keberangkatan juga sudah disampaikan oleh Pengelola Program Jaimie Holmes dari American Councils for International Education sejak minggu lalu. Saya akan berangkat dengan United Airlines via Narita dan Denver sebelum akhirnya sampai ke Washington DC. Wooowww.. ini pengalaman pertama saya naik United dan terbang ke arah Timur…

4. Host Family Arrival

Salah satu keistimewaan program YSEALI PFP ini adalah sebagian besar peserta akan ditempatkan bersama keluarga Amerika yang akan menjadi Host Family. Pasti seru ya melakukan pertukaran budaya dan merasakan langsung tinggal dengan American Family.  Saya pribadi hal ini akan menjadi pengalaman pertama. Dan untuk ini pun langsung dapat pengalaman dua keluarga sebagai Host. Karena Host utama saya sedang keluar kota saat saya datang nanti, maka saya akan tinggal sementara selama 5 hari dnegan Host Family fellows lain sesama penerima beasiswa PFP namun dari Negara Georgia. waah pasti seru yaa..  saya pun sudah saling berkontak dan sepertinya sangaat baik dan memberi banyak informasi relevan.

5. Host Family During Internship

Nah, host saya yang sebenarnya baru akan saya temui di hari kelima sampai di kota penempatan saya di Salem, Oregon. Yang bikin hepi dari beberapa kali kontak dengan mereka adalah, sangat welcome sekali kayaknya… saat ini juga sedang ada seorang mahasiswa dari Mesir yang sedang tinggal disana dan saya akan jumpai selama 2 minggu.. kayaknya seru yaa..  dan paling membahagiaan mereka bilang punya rice cooker hahhahaha.. untuk orang Indonesia yg doyan nasi ini ibarat oase ditengah padang pasir *halah hehhe Bapak Host saya seorang PhD dan kerja di Dinas PU gitulah di Salem, sedangkan Ibu Host saya seorang guru dan musisi di sekolah ballet disana.. waa pasti menyenagkan..

6. Worksite Information

Nah ini yang utamanya tujuan saya kesana. Saya akan magang di salah satu institusi di US yg relevan dengan aplikasi dan essay saya.. karena saya perencana di daerah dengan tema pilihan pembagunan ekonomi berbasis pertanian dan pariwisata.. uhuuyy.. saya ditempatkan di Salem, Ibukota Negara Bagian Oregon, namun bukan kota terbesar lho di Oregon… dan serunya ternyata ekonomi Salem digerakkan berbasis pertanian.. saya udah kontak supervisor saya disana, kayaknya Perencana Senior gitu dan udah dikasih gambaran kalau selama magang akan ikut beberapa meetings, ketemu berbagai stakholder termasuk rural planner dan tourism board nya.. waaah excited!

7. Volunteering Activities

Salah satu harapan bagi semua peserta PFP di tema Economic Empowerement ini adalah juga terlibat dalam kegiatan sosial atau menjadi relawan di berbagai komunitas di US. Kesempatan ini tentu tidak saya lewatkan untuk mulai mencari komunitas yang juga saya minati dan sesuai dengan passion saya di Indonesia. Saya mengontak La Leche League, organisasi pendukung ibu menyusui terbesar di dunia.  Saya coba ke LLL Salem Oregon, sayang sekali mereka sudah tidak aktif melaksanakan pertemuan selama beberapa bulan terakhir. Tidak menyerah sampai akhirnya saya ketemu LLL lain yaitu LLL Willamette Valley yang aktivitasnya tidak jauh dari Salem, Sayangnya beberapa pertemuan mereka di hari kerja yang mungkin sulit saya datangi. Senangnya Samantha, Leaders-nya sangat antusias dan akan berusaha menjadwalkan pertemuan dengan saya untuk sharing disalah satu hari di weekend selama May 2017.

Satu lagi komunitas yang berhasil saya kontak dan insya Allah akan saya bisa bergbung di pertemuannya adalah Mamaroo Babywearing. Surprisingly, salah satu pegiatnya adalah dari Babywering International. Semoga bisa jumpa dan belajar banyak nanti.

8. Muslim of Salem

Sebagai muslim, saya tak melewatkan kesempatan ntuk melihat bagaimana aktivitas muslim amerika disana. Tentu ini sebagai bagian dari upaya saya mempelajari kehidupan sehari hari disana, dan semoga nanti bs sharing bagaimana rasanya jd minoritas di AS. Hasil pencarian saya menemukan Page FB Muslim of Salem, alhamdulilah saat saya message responnya baik sekali. Bahkan adminnya bilang selamat datang di Salem, kota ini sangat ramah dengan muslim.  Saya diberitahu tentang masjid disana, alamat restoran halal, alamat toko daging halal dan juga toko ASIA disana hehhe (pengen beli bumbu indonesia wkwkw)… Bahkan katanya di bulan Mei ada Sister Meeting dan semoga saya bisa join..

Sekarang tinggal packing dan menyortir barang yang perlu dan tidak perlu dibawa, menukar beberapa rupiah ke dollar dan menyiapkan mental meninggalkan keluarga selama 6 minggu..

mohon doanya ya temans..

oh ya saya berencana akan sharing per-minggu pengalaman disana.. semoga kesampaian hehe

14563562_1811329532446079_8053109853707535232_n

 

Jatuh Cinta dengan Keluarga Kita

Memiliki anak memang menjadi sarana belajar terus menerus dan tidak pernah diduga duga prosesnya. Itu yang saya alami dengan anugerah seorang anak laki laki yang saat ini menjelang 5 tahun. Hampir sepanjang usia anak saya , saya menerapkan berbagai pola pengasuhan yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti pengalaman masa lalu dimana saya tanpa sadar pasti mencontoh bagaimana orang tua dan sekitar saya menerapkan pengasuhan , sampai mencoba-coba teknik pengasuhan yang saya baca dari berbagai buku, dan seminar parenting yang saya sempat ikuti. Sungguh, menjadi orang tua, bahkan cuma anak satu ini pun -tabik salut untuk mereka yang punya anak lebih banyak, super deh berarti sabarnya!-, sungguh tidaklah mudah. Semua teori parenting dan komentar sekitar tentang pengasuhan ibarat ombak dan angin yang membuat galau kapal berlayar *hihi pas gak ya ini analoginya, sedikit maksa haha

Nah, sekira dua tahun lalu, saat mencoba belajar ilmu menyusui karena pengalaman pada Bariq, saya bertemu dengan 24hr Parenting, seingat saya adalah sebuah page di FB berisi konten seperti poster dan artikel seputar pengasuhan. Beberapa sempat saya share dan save juga.. cuma karena belum menemukan tantangan berarti dalam pengasuhan karena anak saya yang masih bayi, ketertarikan saya mencari ilmu pengasuhan belum begitu besar. Ternyata kemudian, 24hr parenting menjelma menjadi Keluarga Kita. Makin kesini, page FB Keluarga Kita semakin menarik. Poster poster dengan tampilan khas yang menarik mata, serta isi materi yang pas dengan kebutuhan pengasuhan di sekitar kita.

12806012_1037430649662674_4597949131815166662_n.png

Keluarga Kita : Teman Seperjalanan Keluarga Indonesia (Sumber : Page FB Keluarga Kita)

Sampai akhirnya, pertengahan tahun lalu adalah puncak rasa penasaran saya akan ilmu pengasuhan. Saya mengikuti beberapa seminar terkait pengasuhan, makin belajar.. makin takut rasanya menghadapi dunia.. begitu berat peran orang tua di zaman sekarang, ditengah gempuran teknologi, perkembangan zaman dan tantangan lingkungan yang tidak bisa diduga.. setelah ikut seminar, seminggu dua minggu semangat membara untuk mencoba praktik ilmu baru, eh ternyata semua memudar seiring berjalannya waktu.. sambil tetap dihantui rasa takut dan bersalah dalam mengasuh karena berbagai informasi seminar yang saya pernah ikuti.. pengasuhan rasanya sesuatu yang tidak mudah..

Setelah itu, secara tidak sengaja d FB mata saya fokus membaca sebuah poster berjudul Kelas Kurikulum Disiplin Positif,  eh apa pula ini?? sepertinya menarik.. lalu saya japri lah CP disana, yang tak dinyata juga sudah pernah kontak karena satu organisasi beda daerah hahhaa.. yaitu Mba Olin.. makin dijelaskan Mba Olin, makin penasaran.. selama ini saya mencari support group di bidang pengasuhan yang bisa memberikan dukungan bekesinambungan. Saya selalu percaya, untuk aktivitas apapun kita butuh dukungan. Pengalaman saya bertemu AIMI dalam proses menyusui dahulu, sangatlah menguatkan hal ini. Sebelumnya sempat tertarik dengan sebuah kelompok pengasuhan juga, cuma entah kenapa saya merasa ada yang belum klop di hati. belum jodoh kali ya…

Akhirnya, setelah dahaga sekian lama tentang meerstode pengasuhan yang pas di hati saya, saya bertemu dengan Keluarga Kita. .. saya berkesempatan ikut Kelas Kurikulum Keluarga Kita (K4) Pertama dari 3 (tiga) Kelas Kurikulum Dasar di Keluarga Kita, yaitu Hubungan Reflektif, pada November 2016 lalu. Atas saran dari Mba Olin tadi saya memang memulai dari Hubungan Reflektif dulu.

Dan , ya kelanjutannya sudah diduga! Saya TERPESONA, saya TERSIHIR, dengan pemaparan Bu Najelaa Shihab pada K4 Hubungan Reflektif kala itu. Sangat berbeda dari sesi parenting yang selama ini saya ikuti, lebih aplikatif, tidak menuntut kesempurnaan namun tentu harus ada komitmen. Bagaimanakah bisa tetap komit? Ya dengan berbagi bersama orang tua lain, makanya ada rangkul atau relawan keluarga kita. Jadi disini juga ada mother to mother support, atau lebih luas lagi family to family support. Hmm dengan berbagi tentu ada kesempatan untuk sama sama belajar terus.

Alhamdulillah, sejak ikut itu banyak sekali hal yang menari di kepala saya hihi.. tapi saya merasa gak bisa sendirian.. harus ada yang sevisi pengasuhan di sekitar saya yang secara intens harus berinteraksi.. mendukung, memberi masukan positif dan sama sama mau berubah lebih baik..

Yess.. akhirnyaaa saya bisa ikut lagi K4 kedua tentang Disiplin Positif Bulan Februari 2017 ini….. waaw.. makin tersihiiiir…. Kelas disiplin positif memberi saya pelajaran berharga bahwa penting bagi kita sebagai orang tua untuk selalu sensitif kebutuhan anak dan memahami setiap tahapan perkembangan nya, sebelum memutuskan untuk menerapkan disiplin yang ingin kita capai. Selalu berefleksi dan memahami bahwa disiplin positif bukan soal tujuan orang tua dewasa saat ini saja, tetapi sesungguhnya tentang tujuan pengasuhan jangka panjang untuk membentuk karakter anak di masa depan…

dan senangnya di K4 Disiplin Positif ini saya sudah bersama dua teman lain dari Kota padang.. Uni Novi dan Pipit.. yang insya Allah sebagai langkah awal dukungan pengasuhan bagi kami sesama Rangkul di Padang.. senangnya langsung bisa ikut kelas fasitator Kelas Bicara Rangkul.. asyiikk.. berarti di Padang bisa adakan kelas rangkul di Padang juga.. (nantikan segera ya di akhir bulan Februari ini!)

apa sih Rangkul itu? sekilas yaa..  RANGKUL atau Relawan Keluarga Kita bertujuan untuk saling memberdayakan orang tua, sumber belajar sesama orang tua berbagai praktik pengasuhan, menciptakan suasana konsudif bagi orang tua lain untk leluasa belajar, dan saling berkolaborASI sesama orang tua dalam berbagai bentuk kegiatan positif. keren kan?

16583992_386551388371454_4147709437403987968_n (1).jpg

Dokumentasi Kelas Fasilitator Rangkul untuk Kami Rangkul Padang bersama Tim Keluarga Kita : Mba Gita dan Mba Andin. Seruuuu!

ahh pengen cubit  diri sendiri.. banyak sekali PR nya. Tapi kali ini saya yakin sudah ada sedikit jalan keluar.. saya gak akan sendirian., saya gak akan merasa benar sendiri, ataupun menyerah sendiri.. bismillah.. saya sudah jatuh cinta dengan keluarga kita, sudah merasa berjodoh, insya Allah.. selanjutnya akan terus bertumbuh bersama….

Bismilllahirahmanirrahim…

Jangan lupa mampir ke Web Keluarga Kita ya.. http://keluargakita.com/

dan jangan lupa Like Page FB nya buat update terbaru  https://www.facebook.com/keluargakitaid/

Sampai jumpa di Kelas Bicara Rangkul Perdana di Padang, segera!

 

Tentang Impian, Doa dan Jawaban Tuhan

Bismillah.. akhirnya bisa nulis di blog lagi haha..ini ups and down juga jadi bloggernya….

..mau mulai dari mana ya.. terlalu banyak hal yang ingin saya tulis. Kesempatan kali ini saya  akan berbagi sebuah kabar baik. Namun diawali cerita yang super panjang hahah sumpah! Ini panjang banget..

Sejak lama saya menasbihkan diri sebagi sorang pemimpi. Saya sangat percaya, sebesar atau sekecil apapun impian itu, akan menjadi ruh dan semangat untuk hari hari perjuangan mewujudkannya bersama idealisme yang kita punya.

Awalnya, sejak SMA saya sangat senang korespondensi, dan untuk zaman itu saya menulis banyak sekali surat ke Kedutaan Besar berbagai negara di Jakarta, dan sangat senang saat mendapat banyak brosur tentang negara mereka yang dikirim sebagai balasan *kalau sekarang mungkin ga ada lagi, bisa email saja untuk langganan newsletter, atau cukup follow akun atau page FB dan berjelajah di belantara internet ini sudah dapat kali ya * hehhe Percaya tidak dizaman itu saya menulis surat juga sampai ke negeri kerajaan Ingris Raya sana.. alias ke Pangeran William yang waktu itu muda merona wkwkkw.

Nah, cerita zaman putih abu abu itu belanjut dan saya simpan sebagai impian, semoga suatu hari bisa melihat dunia luas. Sampai akhirnya saya kuliah, dan sok sibuk dengan dunia mahasiwa serta (seolah olah) jadi aktivis  organisasi di kampus. Saya nyaris lupa, sampai di penghujung masa studi saya sekitar Tahun 2004 kalau tidak salah- saat dimana mulai pusing dengan skripsi-, saya menemukan dunia baru, belajar bahasa Jepang secara privat dengan seorang mahasiswi yang menurut saya sangat keren saat itu, agar dia tidak lupa ilmu nihongo nya waktu itu -karena baru balik dari student exchange di Jepang, dia membuka kelas Bahasa Jepang. (Senangnya sekarang berteman dengan Mahasiswi itu). Informasi ini saya dapat dari hobi saya membaca segala macam informasi di papan-papan pengumuman di sepanjang koridor kampus waktu itu. Itulah awal mula saya mulai memupuk impian lagi.. saya belajar satu dua kata, beberapa kalimat, cara menulis Hiragana dan Katakana, bahkan nekad ikut test kemampuan bahasa Jepang kala itu.. dan tentu dengan bermimpi tentang Jepang dari berbagai Dorama yang saya gemari saat itu *hahahaha.. ini juga yang mendorong saya menjadikan Jepang salah satu negara impian saya.. saya malah mencoba seingat saya dua kali aplikasi Beasiswa Jepang.. Alhamdulillah.. belum berhasil hehe.

Tetapi itulah hebatnya takdir Tuhan, selalu ada rencana lain yang tidak kita duga. Disaat menggalau sebagai pegawai negeri baru yang mulai jenuh dengan aktivitas dunia kePNSan yang waktu itu baru dijalani, saat masih gadis belia *uhuks* yang belum punya pikiran apa apa, dengan ajakan sahabat baik saya Dian, kami mencoba mengisi waktu kami agar lebih berdaya guna wkwkw.. dengan mengikuti kursus TOEFL di ITI Padang. Percayalah waktu itu saya ga begitu tahu apa ini diawalnya, mengulang belajar Bahasa Inggris yang waktu sekolah menengah begitu saya gemari, namun sedikit terlupa saat mahasiswa. Ternyata setelah test akhir nilai saya lumayan baik dan bisa syarat untuk daftar beasiswa luar negeri kala itu.

Saya membaca pengumuman tentang Beasiswa StuNed Tahun 2007  di Harian Singgalang kala itu, kemudian ada kontak Student Ambassadornya disana yang bisa dihubungi kalau ingin konsultansi. Bismillah, coba daftar aplikasi beasiswa ini, ke Belanda. Negeri di Eropa yang awalnya tidak masuk impian saya.

Pendaftaran StuNed waktu itupun masih manual, saya konsultasikan isian aplikasi saya dengan Ambassador-nya Stuned di Padang waktu itu, Yuhendra (Bang Hen), ke Kantornya di Jalan Veteran bersama teman baik yang waktu itu juga mengajukan aplikasi bersama. *sedih dibagian ini deh ingat salah seorang teman baik sesama pemimpi yang menghilang*

Bismillah, saya kirimkan aplikasi beasiswa StuNed waktu itu ke NESO Indonesia Jakarta. Cukup beruntung barangkali saya karena waktu itu ada program StuNed PreDeparture Program khusus untuk pelamar Luar Jawa dan 50 % Kuota untuk Perempuan. Alhamdulillah, lolos tahap pertama dan ada wawancara di Padang pada akhir 2007 waktu itu. Salah satu pewawancara itu Bang Hen tadi yang sempat saya jadikan konsultan saat menyiapkan aplikasi. Luar biasa ya, saya tidak menyangka ‘keberanian’ mencoba untuk mengontak Bang Hen sebelumnya yang tidak saya kenal untuk konsultasi aplikasi, justru sekarang bertemu lagi di sesi wawancara, saya merasa memberi sedikit kelegaan bagi saya, saat sesi wawancara karena tidak terlalu kagok karena sudah pernah bertemu sekali dengan salah satu interviewer. Seorang pewawancara lain adalah Mba Wiwin dari NESO Indonesia Jakarta. *hikmah bagian ini, jangan ragu dan malu bertanya dan mengontak mereka yang lebih ahli, kita tidak tahu kan kalau ternyata bisa bertemu lagi di kesempatan lain*

Lanjutlah saya dapat kabar gembira berikutnya kalau lolos aplikasi StuNed Pre Registration Program 2008 waktu itu. Namun karena nilai TOEFL saya sudah dinilai cukup untuk beasiswa, walaupun belum untuk kampus tujuan awal, saya termasuk yang tidak mendapat kesempatan untuk ikut English for Academic Purporse (EAP) Course yang dikhususkan bagi pelamar StuNed Pre Reg waktu itu. Cukup sedih juga karena saya merasa kemampuan Bahasa Inggis saya masih pas-pas san, walau Nilai TOEFL waktu itu sudah lolos batas minimal beasiswa. Saya harus jungkir balik *hehhe beneran deh bolak balik Padang -Solok* untuk les lagi dan belajar lagi agar Nilai TOEFL saya bisa naik lagi untuk kampus yang awalnya saya tuju.

Akhirnya, menjelang deadline memperoleh nilai TOEFL agar dapat admission letter dari kampus, saya tak kunjung bisa. Saya bahkan sudah dua kali bolak balik Jakarta agar bisa test TOEFL di NESO Jakarta. Masih belum bisaa.. sempat khawatir mungkin saya gak rejeki kalau gak kunjung bisa.. namun kemudian saya konsultasi lagi dengan Pihak NESO, waktu itu dengan Mba Ayu seingat saya, dan beliau menyarankan saya pindah ke kampus lain yang nilai TOEFL saya sesuai syarat beasiswa bisa diterima, tanpa harus mengulang Test lagi.. akhirnya saya daftar lagi di dua kampus berbeda di IHS Rotterdam dan IHE Deflt, Alhamdulillah yang ditunggu datang dan dapat dua admission letter. Setelah konsul lagi sana sini, saya memilih kampus Rotterdam, karena pertimbangan kabarnya cocok untuk yang kerja di Pemda kayak saya hahahaha dan saya lihat dari mata kuliah yang diajarkan, Kampus di Delft ini banyak belajar teknik dan matematika *alamaak pusing nanti haha..

Setelah dapat dan laporkan Admission Letter di IHS Rotterdam, saya masih harus ikut wawancara sekali lagi, kali ini langsung dengan Native dari Belanda yang ditunjuk NESO. Agak deg-degan lagi ahhaha.. langsung bahasa inggris gitu loo.. saya termasuk yg suka aneh logat English sayaa haha  –So Minang! wkkwkw tapi bismillah dan harus yakin.. dan yang penting konteks jawaban harus ngena! hehehe Alhamdulillaaaah.. Lolos akhirnyaaa semuanyaaa… dan jadilah saya terdampar setahun di Belanda untuk studi master tahun 2008-2009….  Cerita ini menjadi pembuka saya untuk selalu percaya bahwa selalu ada Jawaban tak terduga dari Tuhan untuk Impian dan Doa kitaa.. awalnya saya pengen ke Jepang, coba dua kali Gagal.. sekalinya daftar Ke Belanda.. alhamdulillah.. dan ternyata jauh di luar batas yang saya harapkan, saya bisa berkunjung ke berbagai negara lain di Eropa.. Subhanallah.. Benar benar keajaiban Allah, saya perempuan desa di pelosok Sumatera bisa menjelajah Eropa. Bayangkanlah.. betapa katronya saya kala itu .. *wkwkw

lanjutlah petualangan mimpi saya, setelah balik dan menyelesaikan studi di Belanda September 2009, sekira bulan Desember 2009, karena hobi berselancar di web web asing dan kedutaan, saya nemu informasi sekolah kepemimpinan musim panas di Inggris, namanya waktu itu Mosaic International Summit (Sekarang bernama International Leadership Progam). Karena semua aplikasi berbasis online, saya iseng nyoba lagi… ditengah kegalauan lagi karena kondisi masuk kerja dan mulai stress dengan dunia ke-pemda-an hahahha… tak dinyana, aplikasi saya mungkin menarik, dan lolos untuk wawancara by phone kala itu awal 2010… Allah menjawab doa dan kegalauan saya, dengan sebuah hadiah indah, Musim Panas di Inggris! Saaat pengumuman disampaikan saya gembira karena akan melewatkan dua minggu di Bulan Juli 2010 di dua kota keren di dunia : Cambridge dan London! Maka nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan.. Kesempatan ini malah  lebih dari yang saya bayangkan,kenyataannya tidak cuma dua kota tadi, karena saat field visit saya juga berkesempatan ke Liverpool dan Manchester (bahkan bisa masuk Old Traffod! ). Dan lebih dari sekedar itu, saya berkesempatan berjumpa dengan Prince of Wales , Pangeran Charles! *masih sedih belum bia upload foto ketemu Prince Charles ini. Hehe

dan… Bayangkan, surat balasan dari Pangeran William kala SMA saya bawa saat program ini lho hahahahhaha dan saking kagok nya saya ga jd pengen pamer ke Prince Charles soal surat balasan sang anak *yg sebenarnya isi surat biasa saja dan sangat standar* hahaha begitulah saya yg dari Pelosok Sumatera ini dianugerahi yang kayak begini saja sudah girang. Cerita soal ini silahkan cek di postingan link ini. https://riaoktorina.net/2016/06/02/different-colour-one-people-musim-panas-di-inggris-yang-menakjubkan/

Okeh lanjut, tahun tahun berikutnya, saya mencoba lagi berbagai aplikasi beasiswa, course atau apapun.. dengan modal semangat dan sebagai impian untuk bisa selalu positif… Sebagai pegawai negeri di pelosok, hanya beasiswa yang akan mewujudkan impian ini, kalau nabung mending buat nasik haji hehhe..

Tahun 2011 pernah coba aplikasi magang di Jepang Bappenas. Alhamdulillah ga lolos hahha.. susah bingit yg satu ini.. lalu tak lama setelah informasi ga lolos, Alhamdulillah saya hamil.. Tahun 2012 melahirkan.. gak coba aplikasi apapun.. Tahun 2013, juga masih menyusui Bariq.. menahan diri ga coba coba.. Tahun 2014 coba lagi short course ke Belanda.. ga lolos hahha dan juga coba magang di Jepang bappenas .. Cuma sampai wawancara by phone saya ga lolos juga wkkwkw ..

Gak boleh menyeraah hahah Tahun 2015 rasanya coba short course ke Belanda lagi karena ngotot pengen pulkam, isi aplikasi bareng ama teman baik di Jakarta sana biar bisa barengan jalan jalan *hahahha niat udah salah*.. dan eng ing eng.. ga lolos lagi wkwkw… Tahun ini saya dapat kesempatan ikut Pre Departure Program for PhD Kerjasama Deakin-Unand… sayang saya ga lolos juga ujian akhir *english academic ternyata saya harus banyak belajar lagi wkwkkwkw.. gapapa.. belum rejeki hehhe.. walau bisa ikut ujian lagi di batch selanjutnya sampai sekarang saya belum ambil kesempatan itu.. karena anggukan setuju dari si Bapak sebelah masih berat untuk yg satu ini.. ya sudah..  go on to the next dream hehehe

Tahun 2015 ini saya juga baca informasi tentang YSEALI Professional Fellow Program, dari sebuah page FB tentang Scholarship Opportunity. Entah kenapa isian aplikasi tahun 2015 ini tidak saya selesaikan, apa karena bingung nyari referee, atau bingung mau isi apa.. seingat saya Tahun 2015 memang awal mula tahun yang  agak berat di Kantor karena satu dua orang , entah apakah mulai bosan kah ? Haha *jangan serius bacanya..agak lebay saya nulis ini * Saya juga sudah galau, mulai bolak balik Padang-Solok lagi dan akhirnya mulai urus administrasi pindah.

Ajaibnya, Tahun 2016, karena pernah isi aplikasi Tahun 2015, saya dikirimkan email oleh pengelola program ini untuk mencoba lagi aplikasi YSEALI Tahun 2016 lalu. Secara kebetulan saat masa masa itu, saya melihat postingan FB dari teman saya Uni Dona di Kalimantan sana yang lagi di Amerika untuk program sejenis #YSEALI, namun beda tema dengan aplikasi yang pernah saya isi tahun 2015. Saya pun makin penasaran, harusnya coba aja ya.. ga susah juga Cuma isian online.. lihat foto foto Uni Dona jadi penasaran terus hahaha… Bismillah, setelah draft isian sana sini, lalu persis di hari terakhir deadline menjelang satu jam sebelum tutup *drama banget pokoknya hahaha*, aplikasi ini saya kirim … padahal masih deg-degan karena salah sau referee terbaca belum menjawab email untuk isian  reference form nya.. Untuk aplikasi ini diminta dua referee, saya mengajukan dua nama, satu Ibu Des, yang bulan November lalu saat aplikasi ini diisi baru dilantik jadi Sekretaris Bappeda , Ibu ini termasuk mengerti impian impian saya karena sebelumnya sama sama Perencana dan pernah juga mencicipi course 6 Bulan ke Adelaide, Australia Tahun 2005. Secara berseloroh saya sampaikan, “sudah mencoba setiap tahun tidak pernah lolos bu, tapi tiap ada kesempatan saya pengen coba karena jadi semangat untuk positif”. Dan si Ibuk Des malah jawab, “siapa tahu saat ibuk yang kasih rekomendasi lolos ria”.  woww luar biasa ya .. saya anggap doa tulus dari beliau. Untuk Referee kedua saya minta bantuan Prof Helmi, dosen saya di Unand dulu dan kebetulan beliau sering ke Solok untuk berbagai project dan pengabdian masyarakat. Saya super salut sama Pak Helmi yang selalu positif , penuh semangat dan memotivasi untuk maju. Beliau langsung menyanggupi, namun awalnya sampai saat saya sent aplikasi saya sejam sebelum deadline, saya lihat beliau belum merespon form reference nya.. makanya saya sempat hopeless dan nyaris lupa dengan impian saya. Oh ya tahun ini saya juga coba lagi course ke Belanda, dapat admission dua kampus tapi lagi lagi gagal di beasiswa.

Saya nyaris lupa soal aplikasi ini itu, sampai pada satu kesempatan ketemu Prof Helmi lagi dan secara mengejutkan beliau bilang isian rekomendasi untuk saya sudah beliau kirimkan, karena ada extended batas akhir sampai 1 Desember 2016. Waaah.. saya tak menyangka loo.. ternyata isian form saya jadi lengkap ..

Pertengahan Desember 2016 secara mengejutkan saya dapat email kalau lolos aplikasi awal dan eassay, dan diminta mempersiapkan wawancara by skype pada 13 Desember 2016. Wooowww.. antara senang dan deg-degan lagii… saya terakhir wawancara bahasa inggris ya saat magang Bappenas yg gagal tahun 2014 itu, yang wawancara orang Indoensia sih hehehhe.. nah ini by skype lagi yang saya gak pernah pake .. dan tahukan itu jadwal adalah jadwal padat dimana itu long weekend dan aktivitas saya di AIMI sedang di puncaknya melalui Pelatihan Konseling Menyusui yang pertama kami helat kala itu.. di sela kehectican, saya kabur ke ruang rapat di kantor yang sepi dan melakukan wawancara seingat saya sekitar 20 menit.. alhamdulillah, saya pikir kok terlalu lancar… sata jadi pesimis.. pertanyaannya apa ga menjebak ya.. jawabannya sudah diprediksi, hanya masalah bahasa dan logat bicara englist saya yg saya ragu ahahhahahah *Minang Engslih laaah*.. lagi lagi Pak Helmi yang baik meyakinkan saya pada suatu kesempatan, dengan gaya bicara nya yang khas membesarkan hati saya “ambo yakin ria lolos” kira kira begitu disampaikannya..

oh ya sehari sebelum wawancara saya latihan wawancara dam speaking english dengan seorang teman, ya itu.. mahasiswi keren mentor bahasa jepang saya diatas tadi, yang sekarang jd staff di Pusat Bahasa Unand…

Setelah wawancara, mereka bilang akan mengabarkan awla februari.. namun tak perlu menunggu awal februari, pertengaan Januari tepatnya tanggal 20, saya membuka email di pagi hari dan membaca informasi kalau saya LOLOS untuk program YSEALI PFP dan berkesempatan 6 Minggu di Amerika! Alhamdulillah..  saya saking gak percaya sampai meluk meluk dan kegirangan loncat loncat depan Bapak Bariq…  hahahha ini salah satu kabar terbaik dalam beberapa bulan terakhir karena berbagai hal yang bikin baper *hahah mulai dramaa*..

Sejak saat itu , saya makin percaya kalau selalu ada jawaban untuk setiap kerja keras dan impian kita… mungkin tidak seperti yang kita duga, tapi Allah selalu akan memberikan hal hal yang indah pada waktunya.. Doakan ya semua persiapan lancar dan bisa berangkat sesuai jadwal.. bermanfaat untuk pembangunan negeri ini juga… tunggu cerita saya selanjutnya tentang #YSEALI ini..

 

Bismillah, siap siap untuk musim semi di Amerika!

capitol_springtime

Yang penasaran tentang YSEALI bisa ke link ini..

https://id.usembassy.gov/education-culture/yseali/yseali-professional-fellows/

untuk tema yang saya lolos bisa langsung ke sini .. lagi buka lo aplikasinya.. http://professionalfellows.americancouncils.org/?q=node/11

 

Gizi Terbaik Anak Berawal dari Rumah

 

Tulisan ini dimuat di kolom “Komentar” Harian Umum Singgalang, 25 januari 2017, Halaman 1.

Setiap tahun di Indonesia pentingnya gizi diperingati pada tanggal 25 Januari. Peringatan ini ditujukan sebagai sarana mengkampanyekan dan mensosialisasikan tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang yang dikonsumsi  masyarakat Indonesia dari bayi sampai dewasa dan lanjut usia. Hal ini menjadi momentum sangat penting mengingat kondisi faktual permasalahan gizi di Indonesia masih sangat banyak, terutama sejak masih bayi lahir, anak anak dan saat beranjak dewasa. Ternyata pemenuhan gizi  sangatlah penting, dan ternyata cukup berawal dari rumah saja, dari meja makan keluarga.

Fakta dan Data Masalah Gizi Bayi 

Menurut data yang dirilis Tahun 2015 oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bahwa berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukan di Indonesia masih terdapat balita gizi buruk dan gizi kurang sebesar 19,6 %, dan cukup tinggi jika dibandingkan dengan target kementerian kesehatan sebesar  15 % pada Tahun 2014. Sedangkan di Sumatera Barat, Data Riskesdas 2013 menyebutkan terdapat sebanyak 21,2 % balita dengan gizi buruk dan gizi kurang dengan perkiraan jumlah  mencapai 110.864 balita. Namun data ini memiliki selisih cukup besar jika dibandingkan dengan Laporan  Jumlah Gizi Buruk dan Kurang yang terdapat dalam Komunikasi Data Gizi dan KIA Terintegrasi 2013, yakni di Sumatera Barat  hanya 217 balita dengan Gizi Buruk dan Gizi Kurang. Sehingga dari data yang disajikan Pusdatin ini diperkirakan di Sumatera Barat masih terdapat 110.647 balita dengan gizi buruk dan kurang yang belum terdekteksi. Masih berdasarkan data Pusdatin 2015, salah satu upaya untuk menjaring balita dengan gizi buruk dan gizi kurang adalah melalui penimbangan rutin di posyandu. Dari data yang dilaporkan,  untuk Sumatera Barat diperkirakan Pada Tahun 2013 jumlah balita mencapai 522.904 balita, sedangkan jumlah balita yang ditimbang (melalui posyandu) sebesar 315.557 balitam sehingga terdapat selisih sebesar 207.385 balita. Selisih tersebut merupakan jumlah balita di Sumatera Barat yang tidak ditimbang dan kemungkinan menjadi balita yang tidak terdeteksi mengalami gizi buruk atau gizi kurang yang tidak terdeteksi/tersenmbunyi.

Permasalahan lain terkait gizi adalah Balita Pendek (childhood stunting). Banyak pihak yang belum memahami bahwa tubuh pendek pada masa anak anak merupakan akibat kekurangan gizi kronis dan kegagalan pertumbuhan dimasa lalu. Stunting sendiri telah digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. Sehubungan dengan itu, data Riskesdas Tahun 2013 tampak memperlihatkan bahwa persentasa balita sangat pendek dan pendek di Indonesia masih sangat tinggi mencapai 37,3 %. Perlu dipahami bahwa terjadinya tubuh pendek merupakan siklus kumulatif yang terjadi sejak masa kehamilan, masa bayi, kanan kanak dan sepanjang siklus kehidupan terkait asupan gizi yang diperoleh.

Indikator lain terkait status gizi pada bayi adalah cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0-6 bulan. ASI ekslusif berarti bahwa bayi hanya diberikan ASI saja tanpa asupan dan tambahan cairan prelaktal lain ternmasuk air putih. Hal ini dimaksudkan karena pada awal kehidupan bayi masih sangat memerlukan ASI yang mengandung semua gizi yang diperlukan serta paling sesuai dengan kebutuhan bayi. Menurut data Pusdatin 2015 bahwa angka pemberian ASI Eksklusif di Indonesia pada Tahun 2013 sebesar 54,3 %. Sedangkan Sumatera Barat berada pada posisi 68,9 %, yaitu di peringkat 6 teratas dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Walau capaian ini terlihat baik, tetapi masih dibawah angka yang diharapkan. Kementerian Kesehatan Tahun 2013 mematok target  sebesar 75 % untuk cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 Bulan, dan  masih sangat jauh dari target nasional untuk Tahun 2015 yaitu sebesar 80 %.

Lantas, bagaimana upaya yang dapat kita upayakan untuk dapat menggerakkan capaian angka-angka pada indikator diatas sesuai harapan, sehingga target akhir terpenuhinya gizi masyarakat sejak bayi di masa emasnya? Jawabannya adalah dengan dengan mengupayakan pemenuhan Standar Emas Makanan Bayi. Dan itu semua bisa dilakukan “dari rumah” saja dengan peran besar Orang Tua dan Keluarga untuk mensukseskannya. Tak perlu biaya mahal!

Pemenuhan Gizi Awal Anak dengan Standar Emas Makanan Bayi

Menurut dr. Utami Roesli, Sp.A, FABM, IBCLC, sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Tahun 2002, terdapat 4 (empat) tahapan/proses yang harus terpenuhi bagi seluruh bati yang disebut Standar Emas Makanan Bayi (Golden Standard of Infant Feeding). Ke empat proses itu mencakup, inisiasi menyusu dini (IMD), ASI Ekslusif 6 Bulan, Makanan Pendamping ASI (MPASI) berkualitas setelah 6 bulan, dan menyusui/ASI diteruskan sampai minimal 2 tahun.

Pertama, inisiasi menyusu dini . IMD adalah proses kontak kulit antara ibu dan bayi segera setelah bayi lahir minimal selama 60 menit. Proses ini dilakukan untuk dapat memulai segera proses menyusui sehingga bayi mendapatkan cairan emas bernama  kolostrum. Kolostrum mengandung antibodi, sel darah putih, asam lemak tak jenuh, protein, vitamin K dan A serta laksatif/pencahar, yang keseluruhannya sangat dibutuhkan bayi untuk memenuhi gizinya dan melindungi dari berbagai penyakit.  Disamping itu sebuah penelitian oleh Edmond K., et al (2006) menemukan bahwa kesempatan menyusu dalam 1 jam pertama setelah kelahiran dapat mencegah 22% kematian bayi baru lahir.

Kedua, ASI Eklusif selama 6 bulan. ASI merupakan sumber nutrisi dan kalori dan selama usuia 0-6 bulan memenuhi 100 % kebutuhan bayi. Kandungan dalam asi berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air, garam dan gula sudah dalam takaran yang tepat. ASI Eksklusif juga merupakan perlindungan optimal bagi bayi dimana setiap tetes ASI mengandung ± 1 juta sel darah putih (leukosit) yang membasmi kuman dan melindungi dari berbagai penyakit infeksi.

Ketiga, MPASI berkualitas sejak berumur 6 bulan. Bayi memerlukan makanan pendamping untuk memeuhi nutrisi dan gizi setelah menginjak usia 180 hari. WHO merekomendasikan pemberian MPASI yang bersumber makanan keluarga/lokal. Apa yang dikonsumsi oleh keluarga dan  masyarakat lokal, maka jenis makanan yang sama juga dikenalkan pada bayi. MPASI berkualitas disini dimaksudkan adalah memenuhi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang direkomendasikan setelah dihapuskannya pedoman 4 sehat 5 sempurna. Dengan menyajikan menu MPASI yang memenuhi PGS maka seluruh kebutuhan gizi pada anak pasca 6 bulan akan terpenuhi. PGS dimaksud  adalah menyajikan makanan yang memenuhi sumber gizi yaitu sumber kalori (karbohidrat), protein hewani, protein nabati, serta sayuran dan buah. Terhadap rekomendasi ini, mengkonsumsi makanan instan/pabrikan untuk bayi sangat tidak dianjurkan. Apalagi itu hanya akan menambah biaya, dan pastinya bukan buatan rumah yang bukan jenis sumber makanan alami lokal yang biasa di kaman keluarga. Semakin segar, semain dekat proses mendapatkannya dan diolah dengan tangan dan cinta ibu di rumah, akan  sangat baik sebagai makanan pemdamping pertama yang luar biasa dan sesuai dengan kebutuhan bayi.

Keempat, meneruskan ASI/Menyusui sampai berusia minimal 2 (dua) tahun. Sesuai rekomendasi WHO ini maka anak diatas usia 1 (satu) tahun masih harus terus diberikan ASI., Dimana, ASI masih memenuhi kebutuhan 30 % , 43 % protein, 46 % kalsium, 75 % vitamin A, 76 % asam folat, 94 %  vitamin B12 dan 60 % vitamin C. Kemudian,  kandungan antibodi serta faktor-faktor imunitas dalam ASI meningkat pada tahun ke-2 sehingga  anak yang disapih setelah usia 2 tahun akan lebih jarang sakit.

Maka, berdasarkan uraian diatas upaya untuk memenuhi standar emas makanan bayi adalah sebuah langkah konkrit yang dapat kita bersama lakukan dalam rangka menciptakan benteng awal pencegahan meningkatnya gizi buruk dan gizi kurang, serta mengatasi berbagai permasalahan gizi lainnya di Indonesia sejak awal kehidupan. Kesuksesan implementasi standar emas makanan bayi ini juga akan dapat meningkatkan kualitas generasi penerus kita. Karena bayi yang sehat dan terpenuhi gizi nya akan menjadi generasi masa depan yang cerdas dan sehat. Tidak perlu mahal mahal, hanya perlu informasi yang benar agar orang tua dapat memberikan semua ini sedari awal, dari rumah dan dengan dukungan penuh keluarga saja. Tidak perlu repot membeli bahan dan suplemen khusus ini itu bukan? Tunggu apalagi, mari sosialisasikan dan edukasi sekitar tentang standar emas makanan bayi untuk pemenuhan gizi terbaik anak, berawal dari rumah saja! Dari lingkungan keluarga!

Mari bersama kita penuhi hak anak anak Indonesia dengan kecukupan gizi dari sejak lahir melalui pemenuhan standar emas makanan bayi. Selamat Hari Gizi Nasional 2017!

hgn-aimi-sumbar.jpeg

Attachment Parenting: Pengasuhan Berbasis Kebutuhan Anak dan Insting Orang Tua

Adakah yang sudah mendengar tentang Attachment Parenting (AP) sebelumnya? hmm sudah banyak mungkin yaaa.. kalau saya sendiri cukup terlambat mengenal istilah ini, dan baru beberapa bulan belakangan tertarik dengan hal ini.. Ketertarikan saya walaupun terlambat itu, membuat saya sangat penasaran. Sampai akhirnya merasa harus menulis di blog ini agar bisa bertemu lebih banyak orang yang mau berbagi dengan rasa penasaran saya hehe.. Akhirnya setelah baca baca di beragai situs yang terkait, serta terdampar di berbagai postingan terkait AP, sekitar tiga bulanan lalu saya punya juga satu buku tentang AP, yaitu karya Mayim Bialik, PhD berjudul Beyond The Sling : A Real-Life Guide to Raising Confidents , Loving Children The Attachment Parenting Way.  (Sebagian besar tulisan kali ini akan bersumber dari buku diatas)

Well, mari kita mulai …

new-piktochart_19298274_b830272cac1579208ff76f879b0bc5245caefd19

Mengenal Attachment Parenting

AP adalah metode pengasuhan yang “melejit” setelah  dokter anak kenamaan Dr. William Sears , mempopulerkannya. AP adalah metode pengasuhan  dibangun dengan memelihara hubungan orang tua dengan anaknya. AP menfokuskan pengasuhan yang kaya dengan kasih sayang berbasis sentuhan dan responsif terhadap kebutuhan anak. Menjaga hubungan emosional dengan anak dipandang sebagai cara yang ideal untuk membesarkan anak agar merasa aman, mandiri, dan berempati.

8 (delapan) Prinsip  Attachment Parentin

1.Pregnancy, Birth, Parenting- Kehamilan,  Kelahiran, Pengasuhan

Mengedukasi diri tentang kehamilan, kelahiran dan pengasuhan sejak jauh hari sebelum menjadi orang tua. Mempersiapkan kelahiran dan mengusahakan pilihan kelahiran (alami) dan mencari informasi keuntungannya untuk bayi dan ibu. Secara terus menerus memperkaya diri dengan pengetahuan tentang tahap-tahap perkembangan anak, menetapkan harapan secara realistis dan tetap fleksibel.

2.Breastfeeding – Menyusui.

Menyusui bayi sebagai cara optimal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan emosional bayi. Orang tua responsif terhadap tanda-tanda lapar pada bayi dan juga anak-anak, dorong mereka untuk makan ketika lapar dan berhenti ketika kenyang. Sediakan pilihan makanan yang sehat dan contohkan sikap makan yang sehat.

3.Be Sensitive – Merespon secara sensitif.

Merespon secara sensitif terhadap apa yang disampaikan anak. Bayi/anak membutuhkan kasih sayang orang tua untuk mengatasi emosi memreka. Responlah anak secara sensitif dan berbahagia bersama.

4.Bonding Through Touch – Kelekatan dengan Sentuhan

Membangun kelekatan dengan kontak fisik dengan bayi seperti dengan menggendong (babywearing), pijatan (massage) dan cinta kasih lainnya dalam bentuk sentuhan langsung. Pelukan, cengkrama, gosokan di punggung,  dan permainan fisik dapat memenuhi kebutuhan ini pada anak yang lebih tua.

5.Bedding – Tidur

Orang tua memastikan kondisi tidur yang aman dan nyaman secara fisik maupoun mental. Tidur bersama/berdekatan (co-sleeping) memberikan banyak manfaat bagi bayi/anak dan orang tua. Anak anak membutuh orang tua untuk menenangkan dan membuat mereka nyaman sambil membantu mereka menghadapi emosi mereka yang intens.

6.Be There – Selalu ada secara konsisten

Bayi dan anak anak membutuhkan figur yang mendampingi mereka secara konsisten, dan selalu ada saat dibutuhkan. Pilihan pihak lain yang mendampingi seperti pengasuh diharpkan sudah terlebih dahulu membangun bonding dengan anak, untuk memperkuat kelekatan ini.

7.Be Gentle – Lemah Lembut

Menerapkan disiplin positif dan tidak mempraktekkan hukuman fisik.  Disiplin yang sifatnya empatis, penuh kasih sayang dan penuh hormat memperkuat hubungan antara orang tua dan anak. Mengutamakan komunikasi dan mencari solusi bersama-sama

8.Balance – Keseimbangan

Mengupatakan adanya keseimbangan antara kebutuhan pribadi dengan kebutuhan keluarga/anak-anak . Karena terjaganya keseimbangan akan menjjadikan orang tua lebih responsif secara emosional. Orang tua juga harus kreatif dan bahagia dengan  pengasuhan anak, serta jangan lupa sediakan waktu untuk diri sendiri.

..

Nah, sudah disampaikan sekilas tentang AP ya.. kalau diihat lihat sebenarnya ini juga bukan hal baru.. metode pengasuhan begini sebenarnya adalah apa yang dikerjakan oleh nenek moyang kita dahulu, saat dimana zaman belum semaju sekarang dimana teknologi yang beragam rupa mulai mengantikan peran orang tua dalam merespon kebutuhan anaknya.. Prinsip prinsip AP ini hanyalah panduan, dan kita bisa menemukan cara sendiri yang sesuai dengan kondisi masing-masing lho…oh ya sedikit tips dalam pengasuhan yang yang disebutkan di awal awal buku Beyond The Sling tadi, apapun metode pengasuhan kita.. saat memulai parenting journey.. pastikan untuk :

  • Menetapkan prioritas
  • Berharap (ekspetasi) yang realistis
  • Selalu tersenyum terhadap komentar yang annoying dari sekitar 
  • Take it slow… santaaaai…

So.. lets find our own parenting style

masih banyak lagi yang mau saya ingin tahu dan saya ingin bagi tentang AP.. ini hanya bagian awal.. semoga diberi kekuatan untuk bisa menulis lagi hahahhaa… sampai disini dulu yaaa.

 

 

 

 

 

 

Dukungan Sesama Ibu dan Teamwork Penuh Cinta

 Refleksi akhir tahun bersama AIMI

WhatsApp Image 2016-12-28 at 22.02.39.jpeg

(1) Lorong Kenangan
Sekira tiga tahun lalu, seorang teman yang jauh di Ibukota berkomentar tentang aktivitas saya yang sedemikian rupa mempromosikan menyusui dan ASI di jejaring sosial media saya. Sebagian besar rujukan saya waktu itu adalah berbagai informasi dari AIMI. Ya, sebuah organisasi berbasis pendukung ibu menyusui yang waktu itu saya kenal di jaringan twitter. Mau tahu komentar teman saya itu, hmmm kira-kira kira komentarnya adalah “ria maksudnya baik sekali… promosi ASI terus, eh tapi menurut aku ya AIMI itu lebay deh, sampai segitunya …..” tentu maksud teman saya ini baik. Mungkin dia merasa saya agak berlebihan harus “membahas” menyusui dan ASI padahal barangkali itu hal yang sangat alamiah bagi sebagian orang. Seingat saya, waktu itu saya tidak banyak menjawab komentar tersebut, karena saya juga hanya seorang ibu yang baru memasuki dunia menyusui, hanya punya pengetahuan sangat sangat terbatas dan tidak tahu kemana harus berdiskusi, kecuali memantau linimasa twitter @aimi_asi dan membaca email-email di milis asi for baby (saat itu milis masih Idola dan saya menginstall email khusus karena saking begitu banyaknya lalu lintas email di milis tersebut).

Seiring waktu berlalu, masa-masa menyusui anak saya saya lalui dengan berbagai kenangan, suka duka, bahkan kalau diingat-ingat rasanya saya memang harus menghadiahi perjuangan itu sendiri dengan penghargaan khusus hehe*well, ini mungkin disebut lebay juga haha. Dan sangat tidak bisa saya pungkiri kehadiran media sosial dengan segenap informasi yang sangat mudah diakses sangat membantu. Namun apakah semua informasi di belantara internet ini bisa serta merta kita percaya, tentu jawabannya tidak. Sehingga perlu “penyaring” agar tidak mudah termakan informasi tidak tepat.

Percayakah saya pertama kali tahu tentang Istilah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dari internet, mendiskusikan dengan bidan yang akan menangani persalinnya saya dan berjanji akan memberi IMD, namun karena ternyata saya harus di Sectio Caesaria dan ditangani Dokter Spesialis Kebidanan yang baru pertama kali saya temui, saya mendiskusikan tentang ingin mendapatkan IMD namun si dokter tadi justru memberikan komentar “emang kamu tahu apa itu IMD? Aah bisa lah nanti…” dan ternyata, saya tidak mendapatkan IMD. Hiks. Salah satu pengalaman ini menjadi faktor pendorong saya lebih jauh belajar ilmu bayi dan menyusui. Saya merasa menyesal tidak mengkomunikasikan sebaik mungkin di jauh hari dan melakukan survey secara layak fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang akan mendukung keberhasilan menyusuui.

Semakin saya mengalami proses menyusui, saya makin penasaran. Kenapa payudara harus lecet dan saya harus memekik tiada tara saat harus menyusui. Kenapa bisa sampai bengkak dan saya menjadi demam. Kenapa hasil perahan saya semakin berkurang makin lama saya bekerja. Kenapa ada teman teman yang tidak bisa memproduksi ASI seperti saya. Kenapa, kenapa dan kenapa.. makin banyak sekali pertanyaan itu. Saya mendapat berbagai jawaban, merasa puas dengan keberhasilan saya bisa memberikan ASI. Namun masih sering denial dan pemakluman pada beberapa hal.. Misalnya adalah saat saya masih membenarkan diri bahwa bahkan pilihan saya yang salah waktu itu memberikan ASIP dengan dot adalah sebuah pemakluman karena merasa bayi saya tidak bingung puting.. Sampai akhirnya saya mendapatkan jawaban yang komprehensif dan suasana yang menyentuh hati ketika belajar secara langsung tentang menyusui dan teknik konseling menyusui selama 40 jam. Pilihan yang tidak mudah karena banyak yang bertanya, kenapa harus ikut pelatihan khusus ini padahal bukan tenaga kesehatan. Saya jadi tahu resiko penggnaan dot tidak sekedar bingung puting, namun banyak resiko lain yang sampai dewasa dapat menjadi dampak .

Lambat laun saya akhirnya sadar, kalau gelas tidak boleh selalu merasa penuh. Kalau harus tetap membuka diri atas kesalahan pun saat kita merasa sudah benar. Saya seperti menemukan diri kembali dan tujuan baru . Setelah itu, saya semakin yakin dan mantap merasakan pentingnya hadir kelompok pendukung ibu yang aktif untuk membantu ibu. dan Allah membukakan jalan saya bertemu dengan AIMI.

(2) Pentingnya Mother to Mother Support
Sebagai ibu yang punya kenangan yang “warna-warni” seputar menyusui, kemudian melangkah menjadi alumni sebuah pelatihan konseling menyusui, saya merasakan bahwa kehadiran bantuan dan informasi yang tepat serta dukungan adalah penting. Dan dari mana dukungan paling pertama dan paling efektif itu? Menurut saya adalah dari sesama IBU! Ya, IBU! karena menurut saya, Ibu akan lebih leluasa bercerita dan berbagi dengan sesama Ibu juga.

Tak daat dipungkiri, pada kenyataannya sebagian besar tenaga kesehatan belum komprehensif memahami ibu menyusui. Masih banyak yang cenderung memberikan nasihat medis dan obat semata dengan cukup tergesa gesa dan abai mendengar dengan baik apa keluhan ibu. Secara psikologis, ibu tidak hanya butuh informasi dan saran medis, namun kadang sangat sederhana ibu hanya perlu didengar, diberikan dukungan dan kepercayaan diri kalau ia bisa. Lebih dari sekedar nasehat, namun adalah dukungan untuk ibu agar memutuskan sendiri bahwa ia bisa menyusui.

Ijinkan saya mengutip pernyataan Mba Nia Umar, IBCLC (Wakil Ketua AIMI Pusat) bahwa menyusui merupakan sebuah keahlian yang perlu dipelajari. Bagaimana ibu menyusui bisa belajar, dari mana ia belajar, dan apakah sudah ada informasi tentang ini secara tersistem dan holistik di Negeri tercinta? Maaf bukan bermaksud membanggakan AIMI, saya mendapatkan banyak informasi awal justru dari Milis ASI For Baby AIMI waktu itu, kemudian berlanjut ke Kelas EdukASI AIMI (saat penjajakan). Sehingga saya makin menyakini, kehadiran kelompok pendukung berbasis ibu menyusui adalah keniscayaan karena kelompok seperti AIMI adalah organisasi yang dari ibu, oleh ibu dan untuk ibu. Tenaga Kesehatan, Institusi Kesehatan dan Pemerintah atau siapa saja wajib menyampaikan berbagai informasi, namun kehadiran kelompok sesama ibu sangat penting dan efektif membantu langsung ibu.

Pentingnya kelompok pendukung ibu menyusui seperti AIMI, sudah terbukti dalam berbagai hasil kajian ilmiah. Penelitian Sudfeld CR, et.al (2012), menunjukkan bahwa dukungan dari sesama ibu (peer support) meningkatkan durasi menyusui (ASI Eksklusif) di Negara-Negara dengan pendapatan masyarakat menengah dan rendah. Selanjutnya, menurut Saadeh RJ (1993) bahwa “kunci keberhasilan menyusui adalah adanya dukungan berkelanjutan setiap waktu (day-to-day support) bagi ibu menyusui di rumah dan komunitas.

Menurut Mba Mia Sutanto, SH, LLM (Ketua Umum AIMI) dalam buku Indonesia Menyusui (2010), dukungan sesama ibu menyusui memberikan dampak bagi keberhasilan menyusui karena akan membuat para ibu mengevaluasi diri mengenai pengalaman mereka secara lebih positif. Jadi, dukungan dari kelompok sesama ibu ini akan menjadi dukungan moral utama bagi ibu saat menghadapi tantangan-tantangan menyusui. Dukungan yang diberikan biasanya berupa berbagi informasi dan dukungan yang dapat meningkatkan kepercayaan diri ibu, bukan dalam bentuk saran medis.

(3) Kerjasama dan Saling Mengisi ; Cinta dan Saling Memahami
Lantas, bagaimana ibu-ibu di AIMI yang menjadi kelompok pendukung sesama ibu ini “bekerja”. Sebagai penutup tulisan ini, saya ingin merefleksikan pengalaman saya selama 18 bulan lebih bergabung secara resmi di AIMI.
AIMI bukan organisasi pertama yang saya ikuti, namun sampai saat ini ini organisasi kesukarelaan yang paling membekas dihati. Jika dimasalalu saya sempat berkecimpung di organisasi yang juga berbasis kerelawanan, namun ada satu kesamaan yang mengharuskannya jadi seragam. Di AIMI, kamu tidak perlu seragam, kamu tidak perlu satu warna, namun kamu hanya perlu satu tujuan yang sama, yaitu berjuang apa saja dengan kemampuan masing-masing berkontribusi untuk bisa membantu ibu menyusui dengan : Promosi, Perlindungan dan Dukungan (Promote, Protect, Support Breastfeeding).

Karena tidak harus seragam dan satu warna itu, tentu menjalaninya juga tidak semudah yang bayangkan. Walaupun dengan tujuan yang sama, menyelaraskan langkah memerlukan proses yang mungkin kalau boleh saya menyebutnya “berdarah-darah” dan kadang kala ada air mata menghiasai. *eheem…

Ada masa dimana harus menepikan egoisme dalam masing-masing diri ‘para Ibu pejuang di AIMI’. Ada saat dimana harus merenung karena berbagai interaksi yang tidak bisa diduga. Disinilah saya belajar untuk semakin mendewasakan.

DI AIMI saya belajar, bahwa untuk satu tujuan mulia yang nyata bagi dunia, membantu ibu menyusui, kamu tidak bisa sendirian. Di AIMI saya menjadi tahu, bekerja sama dalam tim adalah sebuah keharusan, dimana kamu tidak perlu menjadi seorang yang maha segala –hebat, tahu dan super-, kamu hanya perlu berkolaborasi … kerjasama, saling mengisi, saling memahami.. dan lebih dari itu… “bekerja dengan cinta”. Kerja yang gajinya cukup senyum dari para ibu yang sudah dibantu, salam semangat dari para Ayah yang bahagia. Tak perlu tepuk tangan yang gempita.

Itulah, semakin kesini saya menyadari, yang paling penting adalah yang mau memahami, senantiasa mengosongkan gelas dan paling kunci adalah : mau berkolaborasi dari tim. Karena disini kamu akan saling melengkapi. Mengutip Hellen Keller “ Alone we can do so little, together we can do so much”.

Siapa lagi mau membantu ibu menyusui di luar sana? . masih sangat banyak ibu yang butuh kita. Ada jutaan bayi bayi yang tak bisa bicara. tetaplah semangat dan menjaga niat untuk terus berjuang bagi Indonesia Menyusui.. karena sebagaimana kita sering dengar : Menyusui lebih dari sekedar memberi ASI. Ada masa depan GenerASI bangsa yang harus kita selamatkan. Karena, its take a village to raise a child, but its take a whole nation to support breastfeeding.

Selamat akhir tahun. Ada begitu banyak mimpi dan rencana di 2017. Semoga di mudahkan ya!

**
Jika suatu hari, suatu masa saya menyerah dan lelah, ijinkan tulisan ini menjadi semangat dan pengingat, bahwa saya sudah memulai sesesuatu yang saya sangat senangi, sangat sukai. Mungkin akan ada banyak yang berubah, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan. tetapi saya tetap berdoa, saat itu terjadi, cinta saya semoga masih sama.
**

Note. Tulisan ini terinspirasi sebuah bersama Mba Nita . Thank you for always be there, always remind me to keep going easy and enjoy every moments. hihi

November Rain

‘Cause nothing lasts forever
And we both know hearts can change

Kalau Bulan Juni ada puisinya Sapardi Joko Darmono berjudul “Hujan di Bulan Juni”, maka di Bulan November ada lagunya Guns N’Roses bertajuk November Rain…  Eh bukan mau bahas soal seni puisi atau lagu ya secara saya gak ngerti hahaha.. mau bahas apa yaaa.  soal hujan kali ya #eh

well, emang ya hujan ini kalau diambil filosofinya banyak sekali. bisa suka suka kita hehehe. Hujan bisa jadi lambang kesedihan.. ya iyaa kan ada yang bilang langit lagi nangis kalo hujan turun hehe.. hujan juga bisa bikin melow.. suka ingat kenangan kenangan kalo di drama-drama gitu…. malah ada suka nangis ditengah hujan katanya .. agar tak ada yang tahu pedihnya jiwaku *hihihi siapa hayo yg pernah status begini?

namun hujan juga bisa jadi pertanda harapan.. karena kan ada yang suka bilang.. akan ada pelangi setelah hujan.. atau ungkapan kalo hujan adalah pelepas dahaga setelah kemarau panjang melanda *asyeeek hahahha

eh ini mau cerita apa sih ini sampai posting blog haha

jadiii…. tiba tiba tadi nemu lirik lagu november rain ini, terhenyak saya nemu lirik ini ehhehe *lebay banget* …. seperti udah dikutip diawal : “‘Cause nothing lasts forever… And we both know hearts can change..” dan seterusnya abis lihat googling liriknya seru juga hahaha *maklum gak gaul lagu lagu populer hehe

15078926_10211179467953507_4089313555934752553_n.jpg

Setelah Hujan. Genangan. Refleksi. (Foto dari Mangde)

yaah gara gara bulan ini suka hujan hujan juga jadi suka melow gitu.. kata anak sekarang baper.. bawa perasaaan hahaha… padahal kata si Mas Axl pas nyanyiin lagi ini.. ga ada yang abadiii.. dan hati bisa berubaaah… *ceilee…  hahaha yeaaah! semua hal pasti ada akhirnya… dan gak selamanya kita ketemu orang yang satu hati…. ini relevansinya sama semua hal di kehidupan kita, dalam berhubungan sesama manusia baik di dunia kerja attaupun aktivitas sosial kemasyarakatan *acie…….

apa sih yang bisa buat kita bisa bertahan lama dengan seseorang atau sekelompok orang? menurut saya sih  ada beberapa hal yaaa…

Pertama, punya kesukaan atau passion yang sama. ini penting ya.. karena kalau udah sama sama suka sesuatu akan lebih klop diskusi dan gosipnya #eh.

Kedua, niat yang sama, bahasa kerennya ekspetasi.. oke udah ketemu kesukaan yang sama.. berhubungan dan berinteraksi niat awalnya juga sebisanya disamakan.. kalau di dunia kerjaan ada sih kontrak kerja yaa.. cuma kalau berhubungan ama teman teman yg non formal ga ada ya kontraknya… kontrak psikologis gitu penting juga.. bahasa lainnya komitmen awal yg sama…. karena kalo ga sama dijamin ga bertahan lama.. karena akan berbenturan dan tiba tiba menjadi lelah karena berjalannya waktu.. *hayati kali lelah wkwkwkw

Ketiga, komunikasi yang lancar… nah ini juga butuh kematangan jiwa dan kebesaran hati wkwkkw *apaan sih* .. komunikasi adalah skill yang ga semua orang bisa lakukan.. kalau komunikasi udah terhalang atau gak efektif.. maka semua di poin satu dan dua diatas akan byaaar.. penting untuk membangun jembatan hati.. keterbatasan komunikasi ini yang bikin banyak hal ditengah jalan jadi berantakan.. hanya karena salah pilihan cara berkomunikasi ataupun karena bentukan bertahun tahun terhadap style komunikasi kadang menjadikan banyak hal baik berakhir buruk karena salah prasangka hehhe.. makanya disampaikan juga butuh kebesaran hati .. ada masa dimana hal hal yang kita sampaikan tidak sampai *hadeh kata kata sampainya banyak sekali*..

Keempat, self reflection. Sekali waktu perlu juga melakukan perenungan *hehe. apalagi kalo kondisi komunikasi gak lancar, jeda sejenak dan merenung berefleksi.. sekali kali mikir kalau kita taroh kaki kita di sepatu orang lain.. apakah kita akan bisa berbuat seperti yang kita harusnya idealkan .. kalau kata Mas Axl di lagu November  Rain : Do you need some time… on your own.. all alone…. Sekali kali menyepi itu enak jugaaa.. saat saya kesal sama seseorang misalnya di lingkungan kerja atau rumah,, yaah kesal ya kesal. cuma setelah itu saya ulang mikir.. saya jadi dia dan ada diposisi dia juga mungkin saja seperti itu heehhee..

Kelima, menghindari asumsi. ini bagian paling sulit saat beritenraksi dengan banyak pihak. ASUMSI. atau persangkaan. mau gak mau tetaap akan muncul. apalagi kalau ada pihak ketiga, ke empat sampe kelima yang kasih api dan nyalain kompor wkkwkw. saat asumsi sudah muncul.. saatnya stop semua pikiran dan bilang.. okee.. saat ini saya  ga komentar dulu *aah sulit ya? mari dicoba wkkwkw

Keenam, terakhir menurut saya.. selalu belajar dan berusaha menumbuhkan jiwa. *hihi maksudnya? yaaaa kita gak selamanya bisa  berharap orang lain mengerti kita.. mungkin kita juga harus belajar menjadi jiwa yang tumbuh dalam pemahaman bahwa ada masanya kita bikin sejarah hidup dengan merubah dan berubah hal hal dalam diri kita menjadi lebih baik. meyakini kalau yang selama ini biasa kita lakukan bisa jadi kurang baik. ga ada salahnya mengalah dengan diri sendiri bukan?

hahaha sekian ya postingan gak jelas kali ini. judul dan isinya random banget. entah kenapa harus nulis ginian. ya hitung hitung ngisi postingan blog yang udah dibeli domain. wkwk

Selamat hari senin! Semangaaat semuaaaa…..

 

Menggendongpun perlu dirayakan!

Nah kali ini kita bahas soal gendong menggendong yuk… ternyata saya baru tahu, selain menyusui yang dirayakan melalui Pekan ASI Sedunia alias World Breastfeeding Week yang jatuh tanggal  1-7 Agustus setiap tahunnya. Nah kalau menggendong bagaimana? Jadi ternyata minggu pertama oktober setiap tahun itu juga dirayakan .. disebut International babywearing Week (IBW), bolehkan ya kita terjemahkan Pekan Menggendong Internasional hehhe.

Inget ga tahun lalu media sosial sempat heboh sama postingan seolah olah merayakan menyusui lewat World Breastfeeding Week itu lebay alias berlebihan,, positifnya sih abis ada yang komen negatif gitu maka banjirlah linimasa medsos juga dengan berbagai komentar dan tulisan berisi alasan kenapa menyusui itu penting, saking banyaknya mewakili semua pihak, ada Ayah, ada Ibu yang pernah gagal menyusui, ada ibu yang gak menyusui lagi, bahkan ada gadis yang belum menyusui. Nah sekarang kita ga bahas soal itu ya hehehe karena memang merayakan menyusui itu penting.. kalau pengen tahu juga alasannya alias kepo, komen dibawah ya nanti dikasih link hahahha

Nah sekarang, “oke deh menyusui kan emang soal memberikan makan pada bayi,, ya penting “ *hmm ada yg komen begini, walo sebenarnya menyusui lebih dari sekedar memberi ASI lho..* …

..nah kalo menggendong? “Kenapa harus pake dirayakan segala kakak”.. “selebay apa itu pentingnya gendong menggendong harus dirayakan”.. “bayi bayi digendong bikin bau tangan unii “ *ada juga yang pendapat begini…

14046049_1756473244621962_6379886043635275540_n.jpg

Logo dan Tema IBW 2016

Nah yuk.. kita baca ini dulu : kutipan dari web Babywearing International :

“The goal of International Babywearing Week is to celebrate, promote, advocate for, and focus media attention on the many benefits of babywearing. There is no better way to do that than through a week-long event that focuses on education and advocacy.” 

Kira kira maksudnya.. dengan Pekan Menggendong Internasional ini dilakukan perayaan, promosi sekaligus advokasi serta fokus pada upaya kampanye media pada  manfaat menggendong bayi. Masih mengutip Babywearing International, bahwa banyak ahli/profesional  medis setuju bahwa bayi berkembang melalui sentuhan; dan menggendong bayi adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan ini.

Lalu, apa manfaat lainnya, ini saya adopsi dari Babywearing International lagi hehe :

  1. Bayi lebih senang alias bahagia. *Yeess*

Dengan menggendong ternyata bisa mengurangi bayi menangis lho! Dalam sebuah penelitian yang ditemukan bahwa menggendong bayi selama tiga jam sehari mengurangi durasi  bayi menangis sampai 43 % secara keseluruhan, dan dan 54 % disaat malam.

  1. Bayi lebih sehat *super!*

Pada bayi prematur dan bayi dengan kebutuhan khusus dilahirkan ke dunia dengan sistem saraf lebih rapuh. Ketika bayi digendong dan  melekat pada ibunya, ia selaras dengan irama napasnya, suara detak jantung, dan gerakan ibunya membuat-berjalan, dan membungkuk. Stimulasi ini membantu bayi untuk mengatur respons fisik sendiri. Penelitian bahkan menunjukkan bahwa bayi prematur yang yang digendong ini akan mencapai kenaikan berat badan lebih cepat dan lebih sehat daripada bayi yang tidak.

  1. Orangtua akan percaya diri *asyeek*

Orang tua akan lebih percaya diri kalau bisa merespon bayi dan membaca isyarat bayi, Dengan menggendong dan berada lebih dekat dengan bayi memungkunkan orang tua bisa membaca setiap gerakan, kespresi wajah dan tentunya kebutuhan si bayi, ya ga? Orang tua perlahan akan lebih mengenal apakah bayinya lapar, bosan, basah dan kemampuan ini akan semakin menjadi keahlian baru yang dilatih dengan frekwensi menggendong yang juga meningkat. Hal ini juga bermanfaat lho untuk ibu-ibu yang beresiko untuk atau menderita baby blues ataupun depresi postpartum.

  1. Mengalirkan cinta dan kasih sayang *uhuyy*

Menggendong bayi itu  akan membentuk kelerkatan (bonding) bagi yang menggendong dengan bayi, baik ituk ayah, kakek-nenek, orang tua angkat, babysitter, dan pengasuh lainnya. Bayangkan seorang ayah baru akan berjalan-jalan dengan bayi dalam gendongan. Si bayi akan mendengarkan suaranya, detak jantung, gerakan, dan ekspresi wajah, dan keduanya menempa keterikatan/ bonding yang kuat. Memeluk erat dalam gendongan adalah cara yang indah untuk mengenal bayi kita, dan bagi bayi untuk mengenal kita.

  1. Menciptakan Kenyamanan *Horeee*

Dengan memakai gendongan yang baik, tepat dan tentunya ergonomis dan memenuhi syarat syarat menggendong yang benar, si penggendong bisa melakukan banyak hal lho.. alias multitasking kalau kata saya. Misalnya seorangibu, bisa mengurus anak-anak atau melakukan pekerjaan tanpa harus terganggu atau tertekan oleh tangisan bayi atau bisa juga membantu untuk mengurangi sibling rivalry. Bahkan menggendong bayi bisa sekaligus lo bayi dan balita! Pekerjaan apa saja, disaat santai, jalan jalan, dirumah, naik tangga, hiking, dan di pasar yang ramai semua dapat dilakukan dengan mudah ketika menggunakan gendongan bayi yang dirancang dengan baik alias ergonomis.

***

Nah, jadi, sangat penting ya mempromosikan dan meadvokasi gendong menggendong ini?? Sepakat apa setuju??

Mau tahu lebih jauh soal dunia gendongan? Seperti apa menggendong yang nyaman? Apa saja jenis gendongan dan apa kelebihan dan kekurangannya? Dan apa saja terkait dunia gendong menggendong ini.. silahkan meluncur dan kalau punya akun FB ke Grup FB Indonesia Babyweares ini.. disana ada admin kece dan member member keren yang siap berbagi… atau ke blog nya juga bisa disini..

Hmm oh ya sebelum ditutup, saya jadinya juga tahu setelah sedikit terseret *hahah istilah Mbas Astri* ke dunia ini, untung belum masuk lubang kelinci sih, saya jadi tahu kalau menggendong pun ada konsultannya alias International Babywearing Consultant.. ada Pelatihan khusus nya juga.. wah seru yaaa. Ternyata menggendong pun sesuatu yang serius dan ilmiah.. namun terntu ini semua untuk kenyamanan semua dan manfaat jangka panjang bayi si bayi..

Sampai jumpa dibahasan gendongan selanjutnya… hehhe

asumsi

semuanya sekarang menjadi asumsi.

tanpa ruang  verifikasi,

pun kesempatan dalam momen konfrotasi.

maka spekulasi yang menguasai.

 

begitulah manusia.

hanya akan menduga, dan berprasangka.

merangkai kesimpulan sesuai makna di kepala.

yang kecil yang merana.

tersudut tiada kuasa.

 

terlintas sebuah harap,

karma yang akan menjawab.

sad-picture-16.jpg

 

 

Kenangan Kuliah Bersama Prof Tariq Ramadhan, Desember 2008

ini tulisan sudah lama dan sudah di posting di blog Multiply saya, lalu saya pindahkan ke Note Facebook karena sempat heboh Prof Tariq Ramadhan dicekal di Belanda dan Erasmus Tahun 2010 (sekarang kabarnya sudah dicabut) , saya share ulang di FB *syukurlah sempat dicopas ke FB, karena akhirnya blog multiply kesayangan itu udah ga ada lagi.. hiks..  inilah kesan saya saat pertama bertemu dan ikut kelas beliau, awal Desember 2008.. sudah hampir sewindu ya.

 

18345_1315925294139_7327858_n

Sebelum terlupa, ada baiknya tulisan ini saya tuliskan. Alhamdulillah, saya patut bersyukur untuk mendapatkan kesempatan ini. Mendapatkan ilmu langsung dari seorang hebat, begitulah dalam pandangan saya.. Prof Tariq Ramadhan, seorang muslim yang sejauh pengetahuan saya punya pengaruh baik dan imej positif di mata Eropa..

Semua ini berawal dari pertemuan dengan seorang muslim dari azerbaijan dan muslimah cantik dari maroko.. (semua muslimah maroko cantiiik sebenarnya..) di praying room gedung B erasmus university sekitar sebulan lalu.. saya cukup jarang sholat disini (itu sampai saat ini masih yang pertama, semoga bukan yang terakhir).. kenapa jarang? karena Alhamdulillah kami di IHS dikasih space buat sholat di lantai 14 Gedung T , Erasmus University, sehingga cukup dimudahkan dan bisa dilakukan tepat waktu tanpa meninggalkan waktu kuliah…

nah, pertemuan pertama itu saya sempatkan buat nanya-nanya kalo2 ada acara keislaman disini.. kangen juga sih dan ingin tahu dunia pelajar muslim disini… alhamdulillah brother muslim dari Ajerbaijan itu bilang sekitar bulan desember akan ada kajian bersama Prof Tariq Ramadhan.. mendengar nama beliau.. langsung ada desir didada sedikit… setahu saya beliau adalah cucu kandung dari Imam Hasan Albanna, pendiri Ikhwanul Muslimin yang beberapa pemikirannya sempat mewarnai masa muda saya waktu kuliah dulu.. dan setahu saya lagi, Prof Ramadhan mengajar islam di berbagai universitas bergengsi di eropa… (dan memang beliau hebat : lihat profilnya disini : http://en.wikipedia.org/wiki/Tariq_Ramadan)

Dan dengan kontak via email, saya diberitahu acara berlangsung pada 5 Desember.. saya lihat di jadwal ternyata ada kuliah.. aduh sama Pennink lagi.. yang sering bikin pening.. hehehe,, rasanya sayang juga kalo bolos kuliah.. tapi kesempatan kedua bertemu dengan seseorang seperti prof ramadhan mungkin tak akan terulang lagi…

Setelah melalui 45 menit tanpa kepastian di ruang kuliah, saya ditelpon oleh si muslimah maroko bernama Fatiha itu..soal apakah saya bisa sampai dengan selamat di ruangan acara.. saya bilang belum berangkat dan mungkin akan ikut setelah break kuliah 45 menit lagi.. ternyataaa acaranya cuma 1 jam dan jika saya ikut setelah break mungkin cuma bisa ikut 15 menit terakhir.. dengan keyakinan yang entah datang dari mana saya akhirnya bolos dan pergi menembus dingin (hehehe berlebihan, emang musim dingin kan?).. menuju gedung H lantai 15 itu.. Saat saya datang sudah ada sekitar 20an orang disana.. semuanya putih-putih.. hehehe maksudnya kalo gak pelajar belanda ya panitianya kayaknya…. yang cantik dan tampat berkulit putih.. hehehe.. tampak juga Ali, brother azerbaijan itu, disisi kiri depan yang mungkin memang panitianya… well.. sedikit di luar dugaan saya karena jumlah pesertanya yang tidak banyak dan ada banyak pelajar non muslim juga disana..

18345_1315927734200_6438019_n

Tema hari itu adalah Terorisme.. sebelumnya Ali sempat bilang di email dan menurut saya ini mungkin ada hubungannya dengan tragedi mumbai yang baru saja terjadi itu… Ada beberapa catatan yang saya dapatkan dari kuliah satu jam yang sangat mengesankan bagi saya itu…

Yang pertama, sosok Prof Ramadhan sendiri.. saya merasakan sentuhan mendalam dalam setiap suku kata yang disampaikannya.. padahal english saya masih parah lah.. tapi entah mengapa.. sebagian besar dapat dengan mudah saya pahami.. menyentuh hati.. kata seorang teman.. itulah bedanya orang beriman dan tidak kalau berbicara.. entahlah.. yang jelas secara pribadi saya ‘jatuh cinta’ dengan sosok beliau..

Kedua, mengenai isi kuliah tersebut. Beberapa poin penting yang sempat saya catat : bahwa sesungguhnya tak ada definisi yang jelas mengenai terorisme.. hanya saja imej yang berkembang bahwa islam itu identik dengan terorisme, padahal Terorisme itu bukan islam, yang menjadi fakta adalah bahwa terrorist itu banyak yang muslim.. .. Tapi tidak bisa disamakan begitu saja.. Prof Ramadhan mengambil contoh dengan apa yang dilakukan Amerika di Iraq dan Afganistan…

Ada 3 masalah utama saat ini yaitu :

SATU : adanya justifikasi yang salah.. kesalahan konsep dan pemahaman tentang Jihad dan disisi lain tidak adanya etika dalam perang.. seingat saya, Prof Ramadhan memberi contoh semua orang mengutuk para teroris yang tanpa bersalah me membunuh masyarakat awam, anak kecil dan wanita di tempat2 umum itu.. tapi mereka lupa kalau kebanyakan dari itu karena rasa dendam mereka karena saudara-saudara mereka telah ditindas dan dibunuh tanpa rasa kasihan di bumi-bumi perang oleh amerika dan sekutunya.. ini seperti ada timbal balik tak berkesudahan.. amerika cs juga tak menerapkan etika perang dengan membabi buta membunuh masyarakat sipil dan memperkosa banyak muslimah di saa perang.

DUA : saya tak tahu pasti apa ini terjemahan yang betul dari maksud Prof Ramadhan waktu itu, kira-kira (dengan pemahaman saya yang terbatas), adanya unsur politik yang komplek di dunia saat ini.. yang mungkin bisa menjadi latar belakang juga untuk kejadian-kejadian besar itu.. mulai dari krisis minyak, dan kalau tak salah beliau juga memberi contoh tentang kasus pemilu Spanyol.. bagaimana sebuah bom yang terjadi waktu itu bisa memutarbalikan prediksi pemilu/memperngaruhi hasil pemilu..

KETIGA : (agak susah saya membaca catatan saya itu.. hehehe, ternyata tulisan sendiri juga tak bisa dibaca…).. dan bagian ini sepertinya saya juga lupa-lupa ingat.. yang jelas di catatan ini adalah dibagian bawah ada tulisan saya : palestina issues is the central.. dan beliau juga sedikit menyoal pernyataan Blair bahwa tak ada hubungan London – 7 July Bombing dengan Iraq atau Palestina.. walo balik lagi ke poin 2 bahwa sebenarnya bisa dihubungkan dendam.. (aduh betul gak gitu nangkapnya??)

Yang jelas, satu kesimpulan utama beliau bahwa sebagai masyarakat dunia (dan khususnya umat islam), kita tidak bisa sekedar berkata I Agree or Not, tapi juga I Understand!!. apa sebenarnya permasalahannya… WE ARE SPEAK ENOUGH BUT NOT HEAR ENOUGH.. (setuju profesor….!!)

Oh iya, satu kali yang cukup berkesan bagi saya adalah saat seorang bertanya soal posisinya sebagai muslim (ah).. yang intinya beliau menjawab (setelah jawaban panjang lebar…), kalau kamu islam, tunjukkan bahwa kamu islam.. jangan biarkan orang lain suspect, tapi harus respect dengan kamu.. (ehm… nyindir banget nih profesor.. apakah saya sudah muslim yang baik yaaaa??)

—weenapad Rotterdam, Desember 2008—

18345_1315883653098_4763020_n