Bismillah.. akhirnya bisa nulis di blog lagi haha..ini ups and down juga jadi bloggernya….
..mau mulai dari mana ya.. terlalu banyak hal yang ingin saya tulis. Kesempatan kali ini saya akan berbagi sebuah kabar baik. Namun diawali cerita yang super panjang hahah sumpah! Ini panjang banget..
Sejak lama saya menasbihkan diri sebagi sorang pemimpi. Saya sangat percaya, sebesar atau sekecil apapun impian itu, akan menjadi ruh dan semangat untuk hari hari perjuangan mewujudkannya bersama idealisme yang kita punya.
Awalnya, sejak SMA saya sangat senang korespondensi, dan untuk zaman itu saya menulis banyak sekali surat ke Kedutaan Besar berbagai negara di Jakarta, dan sangat senang saat mendapat banyak brosur tentang negara mereka yang dikirim sebagai balasan *kalau sekarang mungkin ga ada lagi, bisa email saja untuk langganan newsletter, atau cukup follow akun atau page FB dan berjelajah di belantara internet ini sudah dapat kali ya * hehhe Percaya tidak dizaman itu saya menulis surat juga sampai ke negeri kerajaan Ingris Raya sana.. alias ke Pangeran William yang waktu itu muda merona wkwkkw.
Nah, cerita zaman putih abu abu itu belanjut dan saya simpan sebagai impian, semoga suatu hari bisa melihat dunia luas. Sampai akhirnya saya kuliah, dan sok sibuk dengan dunia mahasiwa serta (seolah olah) jadi aktivis organisasi di kampus. Saya nyaris lupa, sampai di penghujung masa studi saya sekitar Tahun 2004 kalau tidak salah- saat dimana mulai pusing dengan skripsi-, saya menemukan dunia baru, belajar bahasa Jepang secara privat dengan seorang mahasiswi yang menurut saya sangat keren saat itu, agar dia tidak lupa ilmu nihongo nya waktu itu -karena baru balik dari student exchange di Jepang, dia membuka kelas Bahasa Jepang. (Senangnya sekarang berteman dengan Mahasiswi itu). Informasi ini saya dapat dari hobi saya membaca segala macam informasi di papan-papan pengumuman di sepanjang koridor kampus waktu itu. Itulah awal mula saya mulai memupuk impian lagi.. saya belajar satu dua kata, beberapa kalimat, cara menulis Hiragana dan Katakana, bahkan nekad ikut test kemampuan bahasa Jepang kala itu.. dan tentu dengan bermimpi tentang Jepang dari berbagai Dorama yang saya gemari saat itu *hahahaha.. ini juga yang mendorong saya menjadikan Jepang salah satu negara impian saya.. saya malah mencoba seingat saya dua kali aplikasi Beasiswa Jepang.. Alhamdulillah.. belum berhasil hehe.
Tetapi itulah hebatnya takdir Tuhan, selalu ada rencana lain yang tidak kita duga. Disaat menggalau sebagai pegawai negeri baru yang mulai jenuh dengan aktivitas dunia kePNSan yang waktu itu baru dijalani, saat masih gadis belia *uhuks* yang belum punya pikiran apa apa, dengan ajakan sahabat baik saya Dian, kami mencoba mengisi waktu kami agar lebih berdaya guna wkwkw.. dengan mengikuti kursus TOEFL di ITI Padang. Percayalah waktu itu saya ga begitu tahu apa ini diawalnya, mengulang belajar Bahasa Inggris yang waktu sekolah menengah begitu saya gemari, namun sedikit terlupa saat mahasiswa. Ternyata setelah test akhir nilai saya lumayan baik dan bisa syarat untuk daftar beasiswa luar negeri kala itu.
Saya membaca pengumuman tentang Beasiswa StuNed Tahun 2007 di Harian Singgalang kala itu, kemudian ada kontak Student Ambassadornya disana yang bisa dihubungi kalau ingin konsultansi. Bismillah, coba daftar aplikasi beasiswa ini, ke Belanda. Negeri di Eropa yang awalnya tidak masuk impian saya.
Pendaftaran StuNed waktu itupun masih manual, saya konsultasikan isian aplikasi saya dengan Ambassador-nya Stuned di Padang waktu itu, Yuhendra (Bang Hen), ke Kantornya di Jalan Veteran bersama teman baik yang waktu itu juga mengajukan aplikasi bersama. *sedih dibagian ini deh ingat salah seorang teman baik sesama pemimpi yang menghilang*
Bismillah, saya kirimkan aplikasi beasiswa StuNed waktu itu ke NESO Indonesia Jakarta. Cukup beruntung barangkali saya karena waktu itu ada program StuNed PreDeparture Program khusus untuk pelamar Luar Jawa dan 50 % Kuota untuk Perempuan. Alhamdulillah, lolos tahap pertama dan ada wawancara di Padang pada akhir 2007 waktu itu. Salah satu pewawancara itu Bang Hen tadi yang sempat saya jadikan konsultan saat menyiapkan aplikasi. Luar biasa ya, saya tidak menyangka ‘keberanian’ mencoba untuk mengontak Bang Hen sebelumnya yang tidak saya kenal untuk konsultasi aplikasi, justru sekarang bertemu lagi di sesi wawancara, saya merasa memberi sedikit kelegaan bagi saya, saat sesi wawancara karena tidak terlalu kagok karena sudah pernah bertemu sekali dengan salah satu interviewer. Seorang pewawancara lain adalah Mba Wiwin dari NESO Indonesia Jakarta. *hikmah bagian ini, jangan ragu dan malu bertanya dan mengontak mereka yang lebih ahli, kita tidak tahu kan kalau ternyata bisa bertemu lagi di kesempatan lain*
Lanjutlah saya dapat kabar gembira berikutnya kalau lolos aplikasi StuNed Pre Registration Program 2008 waktu itu. Namun karena nilai TOEFL saya sudah dinilai cukup untuk beasiswa, walaupun belum untuk kampus tujuan awal, saya termasuk yang tidak mendapat kesempatan untuk ikut English for Academic Purporse (EAP) Course yang dikhususkan bagi pelamar StuNed Pre Reg waktu itu. Cukup sedih juga karena saya merasa kemampuan Bahasa Inggis saya masih pas-pas san, walau Nilai TOEFL waktu itu sudah lolos batas minimal beasiswa. Saya harus jungkir balik *hehhe beneran deh bolak balik Padang -Solok* untuk les lagi dan belajar lagi agar Nilai TOEFL saya bisa naik lagi untuk kampus yang awalnya saya tuju.
Akhirnya, menjelang deadline memperoleh nilai TOEFL agar dapat admission letter dari kampus, saya tak kunjung bisa. Saya bahkan sudah dua kali bolak balik Jakarta agar bisa test TOEFL di NESO Jakarta. Masih belum bisaa.. sempat khawatir mungkin saya gak rejeki kalau gak kunjung bisa.. namun kemudian saya konsultasi lagi dengan Pihak NESO, waktu itu dengan Mba Ayu seingat saya, dan beliau menyarankan saya pindah ke kampus lain yang nilai TOEFL saya sesuai syarat beasiswa bisa diterima, tanpa harus mengulang Test lagi.. akhirnya saya daftar lagi di dua kampus berbeda di IHS Rotterdam dan IHE Deflt, Alhamdulillah yang ditunggu datang dan dapat dua admission letter. Setelah konsul lagi sana sini, saya memilih kampus Rotterdam, karena pertimbangan kabarnya cocok untuk yang kerja di Pemda kayak saya hahahaha dan saya lihat dari mata kuliah yang diajarkan, Kampus di Delft ini banyak belajar teknik dan matematika *alamaak pusing nanti haha..
Setelah dapat dan laporkan Admission Letter di IHS Rotterdam, saya masih harus ikut wawancara sekali lagi, kali ini langsung dengan Native dari Belanda yang ditunjuk NESO. Agak deg-degan lagi ahhaha.. langsung bahasa inggris gitu loo.. saya termasuk yg suka aneh logat English sayaa haha –So Minang! wkkwkw tapi bismillah dan harus yakin.. dan yang penting konteks jawaban harus ngena! hehehe Alhamdulillaaaah.. Lolos akhirnyaaa semuanyaaa… dan jadilah saya terdampar setahun di Belanda untuk studi master tahun 2008-2009…. Cerita ini menjadi pembuka saya untuk selalu percaya bahwa selalu ada Jawaban tak terduga dari Tuhan untuk Impian dan Doa kitaa.. awalnya saya pengen ke Jepang, coba dua kali Gagal.. sekalinya daftar Ke Belanda.. alhamdulillah.. dan ternyata jauh di luar batas yang saya harapkan, saya bisa berkunjung ke berbagai negara lain di Eropa.. Subhanallah.. Benar benar keajaiban Allah, saya perempuan desa di pelosok Sumatera bisa menjelajah Eropa. Bayangkanlah.. betapa katronya saya kala itu .. *wkwkw
lanjutlah petualangan mimpi saya, setelah balik dan menyelesaikan studi di Belanda September 2009, sekira bulan Desember 2009, karena hobi berselancar di web web asing dan kedutaan, saya nemu informasi sekolah kepemimpinan musim panas di Inggris, namanya waktu itu Mosaic International Summit (Sekarang bernama International Leadership Progam). Karena semua aplikasi berbasis online, saya iseng nyoba lagi… ditengah kegalauan lagi karena kondisi masuk kerja dan mulai stress dengan dunia ke-pemda-an hahahha… tak dinyana, aplikasi saya mungkin menarik, dan lolos untuk wawancara by phone kala itu awal 2010… Allah menjawab doa dan kegalauan saya, dengan sebuah hadiah indah, Musim Panas di Inggris! Saaat pengumuman disampaikan saya gembira karena akan melewatkan dua minggu di Bulan Juli 2010 di dua kota keren di dunia : Cambridge dan London! Maka nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan.. Kesempatan ini malah lebih dari yang saya bayangkan,kenyataannya tidak cuma dua kota tadi, karena saat field visit saya juga berkesempatan ke Liverpool dan Manchester (bahkan bisa masuk Old Traffod! ). Dan lebih dari sekedar itu, saya berkesempatan berjumpa dengan Prince of Wales , Pangeran Charles! *masih sedih belum bia upload foto ketemu Prince Charles ini. Hehe
dan… Bayangkan, surat balasan dari Pangeran William kala SMA saya bawa saat program ini lho hahahahhaha dan saking kagok nya saya ga jd pengen pamer ke Prince Charles soal surat balasan sang anak *yg sebenarnya isi surat biasa saja dan sangat standar* hahaha begitulah saya yg dari Pelosok Sumatera ini dianugerahi yang kayak begini saja sudah girang. Cerita soal ini silahkan cek di postingan link ini. https://riaoktorina.net/2016/06/02/different-colour-one-people-musim-panas-di-inggris-yang-menakjubkan/
Okeh lanjut, tahun tahun berikutnya, saya mencoba lagi berbagai aplikasi beasiswa, course atau apapun.. dengan modal semangat dan sebagai impian untuk bisa selalu positif… Sebagai pegawai negeri di pelosok, hanya beasiswa yang akan mewujudkan impian ini, kalau nabung mending buat nasik haji hehhe..
Tahun 2011 pernah coba aplikasi magang di Jepang Bappenas. Alhamdulillah ga lolos hahha.. susah bingit yg satu ini.. lalu tak lama setelah informasi ga lolos, Alhamdulillah saya hamil.. Tahun 2012 melahirkan.. gak coba aplikasi apapun.. Tahun 2013, juga masih menyusui Bariq.. menahan diri ga coba coba.. Tahun 2014 coba lagi short course ke Belanda.. ga lolos hahha dan juga coba magang di Jepang bappenas .. Cuma sampai wawancara by phone saya ga lolos juga wkkwkw ..
Gak boleh menyeraah hahah Tahun 2015 rasanya coba short course ke Belanda lagi karena ngotot pengen pulkam, isi aplikasi bareng ama teman baik di Jakarta sana biar bisa barengan jalan jalan *hahahha niat udah salah*.. dan eng ing eng.. ga lolos lagi wkwkw… Tahun ini saya dapat kesempatan ikut Pre Departure Program for PhD Kerjasama Deakin-Unand… sayang saya ga lolos juga ujian akhir *english academic ternyata saya harus banyak belajar lagi wkwkkwkw.. gapapa.. belum rejeki hehhe.. walau bisa ikut ujian lagi di batch selanjutnya sampai sekarang saya belum ambil kesempatan itu.. karena anggukan setuju dari si Bapak sebelah masih berat untuk yg satu ini.. ya sudah.. go on to the next dream hehehe
Tahun 2015 ini saya juga baca informasi tentang YSEALI Professional Fellow Program, dari sebuah page FB tentang Scholarship Opportunity. Entah kenapa isian aplikasi tahun 2015 ini tidak saya selesaikan, apa karena bingung nyari referee, atau bingung mau isi apa.. seingat saya Tahun 2015 memang awal mula tahun yang agak berat di Kantor karena satu dua orang , entah apakah mulai bosan kah ? Haha *jangan serius bacanya..agak lebay saya nulis ini * Saya juga sudah galau, mulai bolak balik Padang-Solok lagi dan akhirnya mulai urus administrasi pindah.
Ajaibnya, Tahun 2016, karena pernah isi aplikasi Tahun 2015, saya dikirimkan email oleh pengelola program ini untuk mencoba lagi aplikasi YSEALI Tahun 2016 lalu. Secara kebetulan saat masa masa itu, saya melihat postingan FB dari teman saya Uni Dona di Kalimantan sana yang lagi di Amerika untuk program sejenis #YSEALI, namun beda tema dengan aplikasi yang pernah saya isi tahun 2015. Saya pun makin penasaran, harusnya coba aja ya.. ga susah juga Cuma isian online.. lihat foto foto Uni Dona jadi penasaran terus hahaha… Bismillah, setelah draft isian sana sini, lalu persis di hari terakhir deadline menjelang satu jam sebelum tutup *drama banget pokoknya hahaha*, aplikasi ini saya kirim … padahal masih deg-degan karena salah sau referee terbaca belum menjawab email untuk isian reference form nya.. Untuk aplikasi ini diminta dua referee, saya mengajukan dua nama, satu Ibu Des, yang bulan November lalu saat aplikasi ini diisi baru dilantik jadi Sekretaris Bappeda , Ibu ini termasuk mengerti impian impian saya karena sebelumnya sama sama Perencana dan pernah juga mencicipi course 6 Bulan ke Adelaide, Australia Tahun 2005. Secara berseloroh saya sampaikan, “sudah mencoba setiap tahun tidak pernah lolos bu, tapi tiap ada kesempatan saya pengen coba karena jadi semangat untuk positif”. Dan si Ibuk Des malah jawab, “siapa tahu saat ibuk yang kasih rekomendasi lolos ria”. woww luar biasa ya .. saya anggap doa tulus dari beliau. Untuk Referee kedua saya minta bantuan Prof Helmi, dosen saya di Unand dulu dan kebetulan beliau sering ke Solok untuk berbagai project dan pengabdian masyarakat. Saya super salut sama Pak Helmi yang selalu positif , penuh semangat dan memotivasi untuk maju. Beliau langsung menyanggupi, namun awalnya sampai saat saya sent aplikasi saya sejam sebelum deadline, saya lihat beliau belum merespon form reference nya.. makanya saya sempat hopeless dan nyaris lupa dengan impian saya. Oh ya tahun ini saya juga coba lagi course ke Belanda, dapat admission dua kampus tapi lagi lagi gagal di beasiswa.
Saya nyaris lupa soal aplikasi ini itu, sampai pada satu kesempatan ketemu Prof Helmi lagi dan secara mengejutkan beliau bilang isian rekomendasi untuk saya sudah beliau kirimkan, karena ada extended batas akhir sampai 1 Desember 2016. Waaah.. saya tak menyangka loo.. ternyata isian form saya jadi lengkap ..
Pertengahan Desember 2016 secara mengejutkan saya dapat email kalau lolos aplikasi awal dan eassay, dan diminta mempersiapkan wawancara by skype pada 13 Desember 2016. Wooowww.. antara senang dan deg-degan lagii… saya terakhir wawancara bahasa inggris ya saat magang Bappenas yg gagal tahun 2014 itu, yang wawancara orang Indoensia sih hehehhe.. nah ini by skype lagi yang saya gak pernah pake .. dan tahukan itu jadwal adalah jadwal padat dimana itu long weekend dan aktivitas saya di AIMI sedang di puncaknya melalui Pelatihan Konseling Menyusui yang pertama kami helat kala itu.. di sela kehectican, saya kabur ke ruang rapat di kantor yang sepi dan melakukan wawancara seingat saya sekitar 20 menit.. alhamdulillah, saya pikir kok terlalu lancar… sata jadi pesimis.. pertanyaannya apa ga menjebak ya.. jawabannya sudah diprediksi, hanya masalah bahasa dan logat bicara englist saya yg saya ragu ahahhahahah *Minang Engslih laaah*.. lagi lagi Pak Helmi yang baik meyakinkan saya pada suatu kesempatan, dengan gaya bicara nya yang khas membesarkan hati saya “ambo yakin ria lolos” kira kira begitu disampaikannya..
oh ya sehari sebelum wawancara saya latihan wawancara dam speaking english dengan seorang teman, ya itu.. mahasiswi keren mentor bahasa jepang saya diatas tadi, yang sekarang jd staff di Pusat Bahasa Unand…
Setelah wawancara, mereka bilang akan mengabarkan awla februari.. namun tak perlu menunggu awal februari, pertengaan Januari tepatnya tanggal 20, saya membuka email di pagi hari dan membaca informasi kalau saya LOLOS untuk program YSEALI PFP dan berkesempatan 6 Minggu di Amerika! Alhamdulillah.. saya saking gak percaya sampai meluk meluk dan kegirangan loncat loncat depan Bapak Bariq… hahahha ini salah satu kabar terbaik dalam beberapa bulan terakhir karena berbagai hal yang bikin baper *hahah mulai dramaa*..
Sejak saat itu , saya makin percaya kalau selalu ada jawaban untuk setiap kerja keras dan impian kita… mungkin tidak seperti yang kita duga, tapi Allah selalu akan memberikan hal hal yang indah pada waktunya.. Doakan ya semua persiapan lancar dan bisa berangkat sesuai jadwal.. bermanfaat untuk pembangunan negeri ini juga… tunggu cerita saya selanjutnya tentang #YSEALI ini..
Bismillah, siap siap untuk musim semi di Amerika!
Yang penasaran tentang YSEALI bisa ke link ini..
https://id.usembassy.gov/education-culture/yseali/yseali-professional-fellows/
untuk tema yang saya lolos bisa langsung ke sini .. lagi buka lo aplikasinya.. http://professionalfellows.americancouncils.org/?q=node/11
Aaaiih keren bangeed sih ibu satu ini…Semangaaatnya itu loh bikin mupeng 😊😊 Sukseeees selalu ria….
Pingback: Selangkah Lagi Menuju Mimpi | Ria Oktorina