Different Colour, One People : ‘Musim Panas di Inggris yang Menakjubkan’

Agar suatu hari bisa saya ingat, dan hutang janji cerita ke beberapa orang… walau sudah sangat terlambat sih.., berikut saya tuliskan pengalaman saya selama mengikuti Mosaic International Summit 2010, 11-23 Juli 2010 .

Ini adalah posting ulang dari Note Facebook saya :). Sedangkan versi English sudah saya posting disini

——–

Pengantar :

Kegiatan ini bernama Mosaic International Summit 2010 (tahun sebelumnya bernama Mosaic International Summer School), semacam pertemuan  dan pelatihan kepemimpinan 80 pemuda dari 17 Negara (UK + Negara Mayoritas muslim : Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bangladesh, Kenya/Somalia, KSA (Arab Saudi), Bahrain, Jordan, Mesir, Aljazair, Afganistan, Iraq, Oman, Qatar, Turkey, Uni Emirates Arab)

#Mosaic is founded by His Royal Highness The Prince of Wales in the UK as a set of Muslim-led initiatives, united in the common goals of supporting and providing opportunities for young people, and increasing understanding between people from different backgrounds#

 Kegiatan ini berlangsung 2 minggu. Saya berangkat dari Padang pada hari sabtu  pagi (10 Juli 2010), untuk berangkat bersama sama dengan 8 delegasi Indonesia lainnya di Jakarta, dengan menggunakan penerbangan Etihad Airlines (yang juga menjadi salah satu sponsor acara ini). Setelah transit di Abu Dhabi, kami sampai di London Heathrow pagi minggu waktu setempat untuk kemudian melakukan perjalanan sekitar 2 jam-an menuju Cambridge dengan menggunakan bus.

Enter a caption

35149_1474133089235_6033994_n

Pose dulu tanda nya sudah sampai di London

——–

Minggu Pertama : Cambridge

 Selama minggu pertama ini, kegiatan berpusat di Clare College, Cambridge. Sungguh suatu hal yang tidak pernah saya bayangkan dan benar benar sebuah keberuntungan bagi saya bisa menginjakan kaki di salah satu kampus terbaik di dunia, dan bahkan ‘seolah olah’ juga menjadi pelajar dari kampus ini selama seminggu.

Hari Minggu malam pertama setelah kedatangan, adalah malam final piala dunia 2010, dimana pertandingan Belanda VS Spanyol malam itu juga terasa spesial bagi saya karena menontonnya secara bersama sama dengan teman teman baru dari belahan dunia lain. Saya duduk bersama  Laila, seorang teman baru dari Aljazair yang baru datang sore itu dan sebelumnya kami telah berkenalan karena sama sama mencari makan malam perdana *kami terlambat datang untuk makan malam yang disediakan panitia, sehingga harus mencari sendiri makan malam saat itu*.

38326_1474391375692_5531369_n

Watching World Cup Final 2010 with Laila

Minggu pertama ini diisi oleh kegiatan seperti ceramah ataupun seminar dari pemateri pemateri handal di bidangnya.

Senin. Setelah sarapan pagi dan berkenalan dengan beberapa teman baru, acara perdana dibuka mulai pukul 9 berupa ucapan selamat datang dan perkenalan dari panitia. Disini juga dijelaskan tentang maksud dan tujuan acara ini serta perkenalan Mosaic Team dan Group Leader kami.

Sesi pertama, kami dicerahkan oleh Farah Pandith, seorang muslim amerika yang bekerja untuk pemerintah Amerika.  Farah memaparkan pengalamannya sebagai seorang wanita, muslim dan kemudian hidup dan bekerja untuk Amerika yang selama ini diidentikan tidak begitu bersahabat dengan dunia Islam. Sehingga, menjadi tantangan sekaligus tanggungjawab bagi dirinya juga untuk bisa merepresentasikan dirinya secara baik. Salah satu kalimat Farah yang berkesan bagi saya adalah : “ you’re fail if you are not passion with what you do!”..

Setelah itu dilanjutkan dengan coffee break session, introduction with group, dan lunch.

38326_1474391495695_5373594_n

First Day Session

200315_1818181570232_5051922_n.jpg

One of my favorite Pict during Summit..

Sesi setelah makan siang juga sangat menginspirasi. Kami diberi kesempatan mendengarkan kisah dan pengalaman kepemimpinan dan aktivitas ‘mengubah dunia’ dari Sir Fazle Hasan Abed, pendiri BRAC dari Bangladesh.  BRAC adalah salah satu NGO terbesar di dunia, yang telah banyak membantu masyarakat dunia terutama mengurangi angka kemiskinan di Bangladesh. Brac diawaki dengan aktivitas microfinance program, yang kemudian sejak didirikan tahun 1970an, kini telah meluas dan memiliki BRAC Bank, Brac University dan banyak lembaga training yang membantu masyarakat di Bangladesh, dan beberapa Negara di Asia dan Afrika.

Sesi sore diisi oleh satu kegiatan yang sangat menarik bagi saya, karena aktivitas ini sama sekali belum pernah saya lakukan sebelumnya. Kami diminta ‘melukis’ di sebidang kertas yang telah diberi pola dan ternyata setiap potongan kertas yang kami miliki adalah satu potongan mosaic/puzzle dari satu gambar besar yang ketika saat makan malam diperlihatkan kepada kami, kami semua terpana dan merasa bahagia karena hasil karya kami ternyata saat disatukan menjadi begitu indah dan ternyata diambil darisalah satu halaman sebuah mushaf alquran. Subhanallah.

34910_1474400415918_7534062_n

Memamerkan Hasil Karya, bersama seorang rekan dari UEA

34910_1474400335916_803954_n (3)

Bersama rekan berbagai negara membuat Mosaic

Selasa. Hari kedua ini diisi dengan Leadership Workshop oleh Stuart Duff dan Prof Binna Kandola, specialis in leadership development.  Di sesi ini saya diberi pemahaman tentang leadership, yang sebenarnya tidak ada defisini khusus dan setiap orang bisa memiliki tipe kepemimpinan yang berbeda. Dari sesi hari ini saya sangat menikmati materi yang diberikan berupa teori teori mudah tentang bagaimana merencakanan impian, membangun keinginan dan pentingnya coaching dan mentoring sebagai control dan sharing ide mimpi dan rencana kita.

Rabu-Kamis. Hari Ketiga dan keempat diisi dengan sesi materi mengenai dua global issues saat ini, yaitu sustainability development dan social poverty.

Kami dipaparkan tentang data data kondisi dunia hari ini, kemiskinan sebagai masalah utama dunia, permasalahan lingkungan dan kemungkinan yang akan terjadi kalau tidak segera dilakukan tindakan pencegahan. Disini juga saya mengambil pelajaran, bahwa kewajiban menjaga dunia adalah tanggungjawab semua umat manusia yang berdiam diatasnya.

Sesi sesi lain berisi pertemuan dengan kelompok membahas materi yang telah diberikan dan juga lanjutan diskusi dan sharing tentang apa itu leadership.

#Di akhir sesi harian, biasanya diadakan ‘OPEN FORUM”, di sesi ini siapa saja selama 5 menit bisa menyampaikan apa saja, mempresentasikan apa saja, dan mengenai apa saja. Pada sesi hari kamis, kami delegasi Indonesia menampilkan kesenian Indonesia yaitu tarian Indang dari sumatera barat. Penampilan kami yang hanya latihan sekali selama beberapa jam saja, Alhamdulillah menarik perhatian dan diberikan applause oleh teman teman peserta lain. Di sesi hari sebelumnya, seorang rekan Indonesia lain telah mepresentasikan video tentang pariwisata Indonesia#

 

Jumat. Hari terakhir minggu pertama ini diawali dengan pembahasan global topic 3 : the values of bringing people and communities together. Intinya adalah bagaimana kita mampu mengatasi perbedaan yang tidak bisa dinafikan akan selalu kita temui. Seharusnya perbedaan menjadi nilai tersendiri apabila komunitas/masyarakat mampu untuk memanfaatkannya untuk bersama sama melakukan satu tujuan bersama. #materi ini kemudian menjadi lebih jelas bagi saya,  saat saya melakukan study tour di minggu ke dua ke Burnley & Pendle Faith Centre#

 

Di hari ini juga, bersama grup kami mengunjungi Cambridge University Library… selama disana,, tak berhenti saya takjub dan menahan nafas menyaksikan salah satu perpustakaan terbaik ini.. ribuan buku buku berusia ratusan tahun yang menjadi saksi sejarah lahirnya banyak ilmuwan dan pemikir dunia.. kami diberi kesempatan melihat Manuskrip Islam koleksi Universitas yang berusia ratusan tahun… sungguh kesempatan langka yang mungkin tak bisa saya peroleh kalaua saya tidak mengikuti Mosaic International Summit ini,, Alhamdulillah.

46764_1518252952204_3618061_n

Senangnya bisa masuk dan berdiri di salah satu perpustakaan universitas terbaik dunia

Sore dan malamnya kemudian menjadi salah satu malam terbaik dalam hidup saya.. dengan memakai national dress masing masing Negara yang menunjukkan keanekaragaman dunia dan keindahan dalam kebersamaan…, kami mengambil foto group di pinggir River Cam,  dan juga makan malam bersama sambil merayakan dan mengevaluasi minggu pertama summit di Cambridge ini.. it was really an unforgettable moment.. so wonderful..

46764_1518253592220_5448666_n.jpg

Indonesian Girls Delegation

Mosaic International Summit 2010

All Delegation

Disesi makan malam, seorang teman dari Jordan dengan kreatif dan menghibur, menyanyikan sebuah lagu dnegan syair :’Different Colour, One People..” beberapa kali, kemudian dilanjutkan dengan bertanya pada kami para peserta “where are u from..?” dan kami menjawab sesuai dengan negara kami masing masing.. lagu ini kemudian menjadi begitu favorite dan bahkan bisa dikatakan soundtrack bagi Mosaic 2010 ini.. Kurdi, teman dari Jordan itu kemudian menjadi sangat terkenal ..dan lagu ini benar benar mengambarkan keadaan kami yang berasal dari latar belakang dan asal yang berbeda.. warna yang berbeda,, tapi tetap satu sebagai mosaic-ers.. sebagai muslim, sebagai penduduk bumi..

38332_1460653759591_3695307_n.jpg

Dinner Session

Sabtu-Minggu. Sabtu adalah hari bebas dan saya memanfaatkan untuk merlihat lihat Cambridge, berjalan jalan  dan menikmati kesempatan langka berada di salah satu kota terkenal di dunia yang selama ini hanya saya ketahui melalui media atau pelajaran geografi 🙂

44429_1518278432841_2223426_n

Sedangkan  hari minggu, kami semua packing dan bersiap2 untuk berangkat ke 4 kota yang dibagi berdasarkan kelompok kami  untuk melakukan study tour.. (Birmingham, London, Bradford dan Manchester).. saya sendiri mendapatkan Kota Manchester.. *woooooww*

———–

 Minggu Kedua : North West Regional (Manchester, Merseyside,  dll)  dan London

Sampai di Manchester Minggu siang, kami tak mau melewatkan kesempatan berharga untuk mengunjungi salah satu Klub Sepak Bola Terbaik Dunia, Manchester United/Old Trafford..

45814_1518307593570_547472_n.jpg

Inside Old Trafford

kemudian malamnya, kami dijamu makan malam di sebuah restoran Pakistan oleh Tim Mosaic Manchester,,,

Senin & Selasa (Study Tour).

Tujuan kegiatan di minggu ke dua adalah melakukan study tour dan melihat beberapa tempat (practical side) dari teori atau materi yang kami dapat diminggu pertama di Cambridge.

Hari Senin, Kami mengunjungi Merseyside Fire & Resque Service di Liverpool.. melihat bagaimana pihak pemadam kebakaran disana berusaha membawa serta masyarakat dalam pencegahan kebakaran.. mensosialisakan pada msyarakat dari etnis yang beragam di liverpool.. sangat menarik..

45026_1518550759649_881974_n.jpg

Merseyside Fire Resque, Liverpool

Salah satu yang juga berkesan bagi saya juga adalah kunjungan ke Kantor Walikota Manchester.. Kami bertamu ke Balai Kota Manchester -yang sangat megah dan katanya memiliki 6000 kamar ini- dan disambut langsung oleh Walikota saat ini, didampingi Sir Muhamad Afzal Khan, Walikota 2005-2006, yang merupakan Walikota (Lord Mayor) pertama yang muslim di kota besar di UK..

45026_1518551239661_2286711_n

With Mr Afzal Khan

Beliau bercerita tentang sejarah hidup dan kepemimpinan beliau, bagaimana beliau yang sebenarnya sudah ‘mapan’ hidupnya terpanggil untuk mengabdi dan masuk ke dunia politik untuk memperbaiki dan mungkin juga merubah -termasuk image tentang muslim di UK.. AFzal khan juga bagi saya memberi pelajaran, kalau ternyata dari agama islampun bisa menjadi pemimpin di negeri minoritas islamnya.. salah satu kalimat beliau yang saya ingat adalah :*kira kira*,, if you want to change, you also have to be in the circle.. jadi kita harus masuk sistem juga dan tidak sekedar protes di luar sistem untuk merubah suatu keadaan,  Sistem disini bisa diartikan pemerintahan..

Hari Selasa, dari Manchester kami menuju ke Burnley, untuk mengunjungi Burnley & Pendle Faith Centre…  Tempat ini adalah sebuat fasilitas yang didirikan oleh Lancashire Country Council tahun 2006 yang mana dengan maksud  to provide focus for educational, personal and spiritual development of young people of all ages.  Yang menarik dari aktivitas ini adalah upaya untuk merangkul semua komunitas yang berbeda di burnley, pendle dan daerah disekitarnya sehingga terwujud komitment untuk saling menerima, inklusif dan respect diantara mereka untuk sama sama belajar dan berkembang. Tapi mereka tidak memaksakan untuk berintregasi, namun lebih ke menghargai perbedaan dan bersama sama  saling sharing their values, beliefs and hopes. Sebuah tempat juga didirikan yang diberi nama ‘spiritual space’, – a quiet room avalaible for prayer, reflection and small meetings and also acces to resources to deliver inspirational and intregrated learning ooppurtunities.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas ini diupayakan untuk meningkatkan pemahaman dan upaya saling menerima kekayaann perbedaan yang ada di daerah ini. *saya tiba tiba bermimpi, Indonesia yang kaya akan keragaman ini, – namun akhir akhir ini diuji dengan banyak pertikaian etnis atau agama-, mampu menciptakan kondisi serupa antar masyarakatnya.. hmm kapan yaaa….*

44751_1518561159909_3396028_n.jpg

@ Burnley & Pendle Faith Centre

Sebelum kembali ke London, kami mengunjungi Fraser Street Youth Project masih di Burnley. Kami bertemu Amanda, seorang wanita luar biasa yang juga sangat menginspirasi. Amanda dan seorang rekannya, menyediakan sebuah tempat (youth centre) . menurut nya, this youth centre open six nights a week and offers the young people in an area of social deprivation the opportunity to socialese and learn new skills. Youth centre ini menjadi tempat berkumpul anak muda disekitar sana yang sebelumnya justru dianggap menganggu bagi masyarakat, mabuk2kan ataupun melakukan aktivitas yang tidak bermanfaat. Amanda bahkan menerima penghargaan  karena aktivitas ini yang memberi dampak positive bagi komunitas/masyarakat.

Sore selasa kami dengan bus menuju London untuk ‘menghabiskan’ 3 hari terakhir di Greenwich, London…

Rabu pagi kami diberikan briefing mengenai acara siangnya, yaitu kesempatan sangaaaaat langka dan penuh keberuntungan, bertemu HRH Prince of Wales (Pangeran Charles), dalam VVIP Summit Celebratory Event at Central London. Pihak Mosaic menyampaikan kami sungguh beruntung akan berkesempatan mendengar langsung beliau dan juga bertemu langsung. Sungguh hari itu juga sangat tak telupakan bagi saya, karena kami semua bisa bertemu dan bersalaman dengan Pewaris Tahta Kerajaan Inggris tersebut.. foto foto kemudian dikirimkan panitia, tapi kami dibatasi hanya untuk konsumsi pribadi dan jika ingin dipakai untuk publikasi harus meminta ijin mereka…*even in facebook.. we cant upload it…. hiks.*  

37608_1460654479609_1864261_n.jpg

Indonesian Delegation

 

Hari Kamis kami mengikuti sessi dengan Prof Binna Kandola lagi, dan kami diberikan workshop tentang development plan dan teori mengenai bagaimana memulai merencakan sesuatu saat kita kembali pulang nanti ke komunitas masing masing.

Hari jumat pagi adalah graduation time… Ternyata tak terasa ini adalah hari terakhir dan harus segera berpisah dengan teman teman lainnya.. waktu dua minggu rasanya begitu tak terlupakan dan bahwa walau hanya 2 minggu kami semua merasa sudah sangat dekat.. sekarang kami harus segera kembali ke Negara masing masing, dengan banyak pengalaman baru, teman baru, cara pandang baru, dan sebuncah semangat baru untuk berusaha menjadi lebih baik saat kembali nanti.. insya Allah,.. amiinn…

35945_1460656159651_5188446_n

after graduation

Jumat siang sampai sore adalah acara bebas.. dan kami terutama rombongan Indonesia tentu tak melewatkan kesempatan untuk melihat London di Musim Panas ini… dari Greenwich, kami ke pusat London dan melihat landmark salah satu kota terbesar di dunia ini. Buckingham palace, bigben, London eye, London Bridge, Trafalgare Square, Piccadily Circus, oxford street dan tempat tempat lainnyaa… *maaf narsis hehe

44294_1518620441391_101894_n44294_1518620761399_1669324_n

Sabtu pagi kami bersiap siap dengan kepulangan dan menuju Bandara London Heatrow lagi siangnya… pukul setengah tiga siang kami terbang pulang kembali ke Indonesia… sampai Minggu siang di Jakarta..

Senin sore kami diundang minum teh oleh Duta Besar Inggris di Jakarta,

39201_147539475259616_6924218_n

diterima oleh Kedubes Inggris untuk Indonesia

dan selasa pagi saya kembali pulang ke Padang.. kembali ke Kampung Halaman.. kembali ke kenyataan dan kembali ke dunia sebenarnya.. dengan sejumlah tugas dan tanggungjawab dengan semua pengalaman dan pelajaran dari Mosaic.. terima kasih mosaic..

download.png

One thought on “Different Colour, One People : ‘Musim Panas di Inggris yang Menakjubkan’

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s